Kepolisian Resor Sekadau menyampaikan kronologis mengenai putusnya jembatan gantung Nanga Mentukak di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat yang mengakibatkan puluhan orang jatuh dan luka, lima di antaranya mengalami patah tulang.

"Peristiwa itu bermula saat pelaksanaan hiburan rakyat dengan berbagai perlombaan yang digelar RT setempat, salah satunya tangkap bebek di Sungai Teluk Kemarau. Beberapa warga menonton dari atas jembatan gantung yang menghubungkan Dusun Kalak dengan seberang. Warga setempat sudah mengimbau agar tidak menonton dari atas jembatan karena kondisi jembatan yang memang sudah tidak mampu menahan beban berat," kata Kapolres Sekadau AKBP Suyono melalui Kapolsek Nanga Taman Ipda Insan Malau di Sekadau, Jumat.

Jembatan gantung Mentukak terletak di Dusun Kalak, Desa Mentukak, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau. Jembatan gantung yang dibangun tahun 2014 itu, putus saat puluhan warga menonton lomba menangkap bebek pada perayaan HUT ke-78 RI, Kamis (17/8), pukul 16.00 WIB. 

Akibatnya, puluhan warga mengalami luka-luka, dan lima di antaranya mengalami patah tulang.

Kapolsek Insan Malau mengatakan, warga yang menonton dari atas jembatan tersebut tak mendengar imbauan yang sudah disampaikan. 

"Apalagi, jembatan gantung tersebut memang sudah tak mampu menahan beban berat sehingga jembatan tiba-tiba roboh saat warga sedang menonton lomba," katanya lagi.

Dia mengatakan, jembatan gantung putus dan menimpa beberapa warga di bawahnya. Sejauh ini ada 32 korban dengan kondisi luka-luka ringan hingga cedera serius. 

"Korban yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa langsung dievakuasi ke Puskesmas Nanga Taman untuk mendapat penanganan medis. Beberapa di antaranya dirujuk ke RSUD Sekadau karena mengalami patah tulang. Untuk korban jiwa tidak ada," katanya lagi. 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sekadau, Iptu Rahmad Kartono, menambahkan pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap panitia kegiatan tersebut. 

"Panitia akan kita lakukan penyidikan dan kami melakukan pengecekan terkait konstruksi bangunan jembatan yang dibuat tahun 2014, namun pada tahun 2021/2022 telah direnovasi menggunakan dana APBD itu," kata Kasat Reskrim. 

Pihak kepolisian juga melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak menyusul robohnya jembatan gantung tersebut hingga menimbulkan korban luka-luka. 

"Saat ini kami sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk sumber dana yang pastinya," katanya.
 
Suasana saat korban jembatan gantung putus dirawtat di Puskesmas Nangan Taman, pada Kamis (17/8/2023). (ANTARA/HO-Polres Sekadau)

 

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023