Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang Kalimantan Barat mendata ada sebanyak 37 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang sebagian besar menyerang anak-anak selama bulan Agustus 2023.
"Per tanggal 23 Agustus 2023 ada sebanyak 37 kasus DBD, yang sebagian besar menyerang anak-anak," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Mursalin, di Singkawang, Kamis.
Dari hasil penyelidikan epidemiologi oleh petugas puskesmas, virus DBD berasal dari tempat tinggal dan sekolah.
"Ada pada keduanya, karena di sekolah-sekolah masih ditemukan jentik-jentik khususnya di tempat penampungan air," ujarnya.
Sehingga, program pembagian abate dan upaya 3M selain digalakkan di rumah juga dilakukan di sekolah-sekolah.
Dia bersyukur dari jumlah kasus tersebut tidak sampai menimbulkan angka kematian. "Alhamdulillah, belum ada angka kematian akibat DBD," tuturnya.
Meski demikian, dia meminta kepada warga Singkawang untuk selalu waspada dan mengimbau kepada seluruh masyarakat Singkawang untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah dengan menerapkan 3M guna mencegah penularan DBD di Kota Singkawang.
Sementara Pemkot Singkawang melalui Dinas Kesehatan, sudah melakukan upaya penanggulangan DBD di Kota Singkawang.
Selain itu, dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas dengan mendatangi rumah penderita dan sekitarnya untuk memastikan apakah ada lagi kasus yang sama.
Kemudian, memantau jentik-jentik di tempat penampungan air. Selanjutnya akan dinilai oleh petugas apakah perlu dilakukan fogging atau cukup dengan pemberian abate saja.
Menurutnya, upaya pencegahan utama adalah 3M, yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala minimal 2 minggu sekali, menutup tempat penampungan air dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan yang akan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Per tanggal 23 Agustus 2023 ada sebanyak 37 kasus DBD, yang sebagian besar menyerang anak-anak," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Mursalin, di Singkawang, Kamis.
Dari hasil penyelidikan epidemiologi oleh petugas puskesmas, virus DBD berasal dari tempat tinggal dan sekolah.
"Ada pada keduanya, karena di sekolah-sekolah masih ditemukan jentik-jentik khususnya di tempat penampungan air," ujarnya.
Sehingga, program pembagian abate dan upaya 3M selain digalakkan di rumah juga dilakukan di sekolah-sekolah.
Dia bersyukur dari jumlah kasus tersebut tidak sampai menimbulkan angka kematian. "Alhamdulillah, belum ada angka kematian akibat DBD," tuturnya.
Meski demikian, dia meminta kepada warga Singkawang untuk selalu waspada dan mengimbau kepada seluruh masyarakat Singkawang untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah dengan menerapkan 3M guna mencegah penularan DBD di Kota Singkawang.
Sementara Pemkot Singkawang melalui Dinas Kesehatan, sudah melakukan upaya penanggulangan DBD di Kota Singkawang.
Selain itu, dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas dengan mendatangi rumah penderita dan sekitarnya untuk memastikan apakah ada lagi kasus yang sama.
Kemudian, memantau jentik-jentik di tempat penampungan air. Selanjutnya akan dinilai oleh petugas apakah perlu dilakukan fogging atau cukup dengan pemberian abate saja.
Menurutnya, upaya pencegahan utama adalah 3M, yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala minimal 2 minggu sekali, menutup tempat penampungan air dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan yang akan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023