Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kejadian erupsi berupa lontaran abu setinggi lebih kurang 1,5 kilometer yang keluar dari kawah Gunung Ibu di Maluku Utara.

Petugas Pos Pemantauan Gunung Ibu, Ahmad Basuki dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, menyampaikan erupsi itu terjadi pukul 07.12 WIT dengan kolom abu tebal berwarna kelabu mengarah ke timur laut.

"Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 36 detik," ujarnya.

Ahmad menuturkan ancaman bahaya erupsi masih jauh dari lokasi pemukiman penduduk yang berjarak enam sampai tujuh kilometer dari kawah gunung api tersebut.

Gunung Ibu berstatus waspada atau level II terhitung sejak 10 Desember 2013 hingga sekarang. PVMBG mencatat gunung api di barat laut Pulau Halmahera itu mengalami 33 kali erupsi sejak 1 Januari 2023 hingga 25 September 2023.

Gunung Ibu merupakan gunung api bertipe strato volcano yang memiliki ketinggian 2.825 meter di atas permukaan laut terletak di barat laut Pulau Halmahera, Maluku Utara.

Puncak gunung merupakan kawah vulkanik. Pusat kawah memiliki lebar satu kilometer dan kedalaman 400 meter, sedangkan bagian luar memiliki lebar 1,2 kilometer.

PVMBG meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dan perluasan sektoral berjarak 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata)," pungkas Ahmad.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM dalam evaluasi aktivitas tanggal 1-7 September 2023 menyebutkan erupsi Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, masih terjadi.

"Lava keluar dari barat daya kawah utama, namun pada minggu ini intensitasnya semakin menurun," sebut Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam rilis yang dibagikan Pos PGA Karangetang di Manado, Rabu.

Luncuran lava umumnya mengarah ke bagian selatan, kemudian masuk ke Kali Kahetang dan Kali Batuawang dengan jarak luncur maksimum sejauh 1.500 meter, sedangkan yang ke bagian barat daya jarang teramati.

Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurun, namun erupsi efusif masih terjadi.

" Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahaya masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas masih pada level tiga siaga," ujarnya.

Dalam tingkat aktivitas siaga saat ini, kata dia, masyarakat, pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), serta 3,5 kilometer pada sektor barat daya, selatan dan tenggara.Baca berita selengkapnya: Erupsi efusif Gunung Karangetang masih terjadi

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023