Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengajak semua pihak untuk meningkatkan kesigapan dalam menghadapi potensi bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi di salah satu kabupaten di Kalimantan Barat itu.
"Kita harus menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta masalah kualitas udara buruk di Provinsi Kalimantan Barat," kata Muda usai mengikuti Apel Siaga Satuan Tugas (Satgas) Bencana Tahun 2023, yang diselenggarakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di Sungai Raya, Jumat.
Muda memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah-langkah tanggap dan responsif yang telah diambil oleh berbagai pihak, terutama dalam menghadapi risiko kebakaran lahan di Kubu Raya.
"Kondisi di lahan gambut membutuhkan energi luar biasa dan strategi yang khusus. Kita perlu bersama-sama mencari cara terbaik untuk mengatasi tantangan ini," tuturnya.
Dia juga menyoroti kenyataan bahwa Kubu Raya didominasi oleh lahan gambut yang rentan terbakar, dengan titik api yang dapat berpindah-pindah, menyulitkan petugas dalam melakukan pemadaman. Namun, dia memberikan pujian atas manajemen yang baik selama ini, di mana kolaborasi antarpihak terkait menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan bencana.
"Faktor utama kendala adalah lahan gambut yang mudah terbakar dan titik api yang berpindah. Namun, dengan manajemen yang baik dan kerjasama yang terus-menerus, kita dapat mengatasi bencana ini dengan lebih efektif," katanya.
Muda Mahendrawan juga mencatat upaya bersama TNI, Polri, dan pihak lainnya dalam melakukan navigasi untuk pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan secara cepat. Wilayah Kubu Raya, dengan adanya objek vital berupa bandara internasional, menjadi sangat strategis, dan keterlibatan semua pihak sangat diapresiasi.
"Dengan jarak pandang di atas 1.000 meter, pemerintah pusat memberikan perhatian utama. Keterbatasan peralatan di Kubu Raya tidak menghalangi upaya bersama kita untuk mengatasi masalah ini," kata Muda.
Dia mengakui peran penting BWS yang memiliki kebijakan prioritas dalam membantu penanganan bencana di Kubu Raya. Kerjasama antarpihak diharapkan dapat memastikan penanganan yang cepat dan efektif, tanpa mengganggu aktivitas ekonomi, terutama yang terkait dengan operasional bandara.
"Bersama-sama kita melibatkan semua pihak, sehingga kita bisa efektif dalam menangani situasi ini dengan cepat dan menghindari dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi, terutama di sekitar bandara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kita harus menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta masalah kualitas udara buruk di Provinsi Kalimantan Barat," kata Muda usai mengikuti Apel Siaga Satuan Tugas (Satgas) Bencana Tahun 2023, yang diselenggarakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di Sungai Raya, Jumat.
Muda memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah-langkah tanggap dan responsif yang telah diambil oleh berbagai pihak, terutama dalam menghadapi risiko kebakaran lahan di Kubu Raya.
"Kondisi di lahan gambut membutuhkan energi luar biasa dan strategi yang khusus. Kita perlu bersama-sama mencari cara terbaik untuk mengatasi tantangan ini," tuturnya.
Dia juga menyoroti kenyataan bahwa Kubu Raya didominasi oleh lahan gambut yang rentan terbakar, dengan titik api yang dapat berpindah-pindah, menyulitkan petugas dalam melakukan pemadaman. Namun, dia memberikan pujian atas manajemen yang baik selama ini, di mana kolaborasi antarpihak terkait menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan bencana.
"Faktor utama kendala adalah lahan gambut yang mudah terbakar dan titik api yang berpindah. Namun, dengan manajemen yang baik dan kerjasama yang terus-menerus, kita dapat mengatasi bencana ini dengan lebih efektif," katanya.
Muda Mahendrawan juga mencatat upaya bersama TNI, Polri, dan pihak lainnya dalam melakukan navigasi untuk pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan secara cepat. Wilayah Kubu Raya, dengan adanya objek vital berupa bandara internasional, menjadi sangat strategis, dan keterlibatan semua pihak sangat diapresiasi.
"Dengan jarak pandang di atas 1.000 meter, pemerintah pusat memberikan perhatian utama. Keterbatasan peralatan di Kubu Raya tidak menghalangi upaya bersama kita untuk mengatasi masalah ini," kata Muda.
Dia mengakui peran penting BWS yang memiliki kebijakan prioritas dalam membantu penanganan bencana di Kubu Raya. Kerjasama antarpihak diharapkan dapat memastikan penanganan yang cepat dan efektif, tanpa mengganggu aktivitas ekonomi, terutama yang terkait dengan operasional bandara.
"Bersama-sama kita melibatkan semua pihak, sehingga kita bisa efektif dalam menangani situasi ini dengan cepat dan menghindari dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi, terutama di sekitar bandara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023