Ketua Harian Badan Pengelola (BP) Geopark Meratus Kalimantan Selatan Hanifah Dwi Nirwana mengingatkan Pemerintah Kabupaten Tapin mengenai nilai sejarah dan perlu mengarsipkan situs geopark sebagai rangkaian cerita (Story Telling) untuk menarik wisatawan.

"Story telling itu yang perlu diperkuat,” kata Hanifah di Rantau, Tapin, Kamis.

Hanifah mengungkapkan beberapa situs budaya Geopark Meratus di Tapin memiliki nilai sejarah peradaban, yakni Masjid Keramat atau Masjid Al Mukarramah di Desa Banua Halat.

Hanifah menjelaskan masjid tersebut menjadi saksi sejarah antara pertemuan warga Suku Dayak dengan Suku Banjar yang perlu diketahui banyak orang.

"Kemudian itu Masjid Keramat juga sebagai masjid tertua, bahkan sejarah-sejarah itu tak semua orang tahu," ujar Hanifah yang juga menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan tersebut.

Baca juga: Hari Bakcang di Pontianak bisa menjadi daya tarik wisata

Ia juga menyinggung tentang Gua Batu Hapu di Tapin yang merupakan salah satu geosite purba di Kalsel. Geosite ini memiliki sejarah geologi juga menyimpan legenda yang sejak lawas lestari dalam tutur masyarakat setempat.

"Termasuk Gua Batu Hapu, ini adalah situs Geopark Meratus," ucap Hanifah.

Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin menyambut baik semua pemaparan yang dilakukan pihak BP Geopark Meratus, salah satunya tentang promosi situs geopark untuk menjadi andalan pariwisata yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat.

"Ada beberapa yang beliau (Hanifah) katakan tadi salah satunya adalah promosi agar lebih digencarkan, terlebih dengan adanya media sosial," ujarnya.

Syarifuddin mengungkapkan BP Geopark Meratus juga menekankan agar terjalin kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dengan masyarakat maupun pihak lainnya untuk mengembangkan potensi situs geopark itu.

Baca juga: Perayaan Hari Bakcang di Pontianak menjadi daya tarik wisata



 Bupati Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Fransiskus Diaan mengatakan Kapuas Hulu tidak hanya memiliki panorama alam yang indah, namun juga memiliki adat dan seni budaya yang bisa menjadi daya tarik destinasi wisata.

"Adat dan seni budaya kita ini masih terjaga dan harus terus dilestarikan, karena memang unik dan bisa menjadi daya tarik wisata," kata Fransiskus Diaan saat membuka Pekan Gawai Dayak Kapuas Hulu, di GOR Uncak Kapuas, Putussibau, Kapuas Hulu, Selasa.

Disampaikan Fransiskus, melalui Pekan Gawai Dayak Kabupaten Kapuas Hulu sebagai ajang pelestarian adat dan budaya peninggalan leluhur suku Dayak.

Oleh karena itu, generasi muda harus terus mempertahankan serta mengembangkan adat dan budaya, karena merupakan modal dan kekayaan sebagai anak bangsa.

Dia optimistis, jika adat seni budaya itu terus dilestarikan dan dikembangkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat adat, sebab memiliki nilai jual di dunia wisata.

Apalagi Kabupaten Kapuas Hulu memiliki keberagaman adat dan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya.

Menurutnya, Suku Dayak di Kapuas Hulu memiliki 22 sub suku, beberapa di antaranya yaitu, Dayak Kaya'an, Iban, Taman Kapuas, Tamambalo, Kantuk, Punan, dan Bukat.Baca juga: Adat budaya Kapuas Hulu bisa jadi daya tarik destinasi wisata






 

Pewarta: Taufik Ridwan/M Fauzi Fadilah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023