Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengapresiasi pemberian bantuan konverter kit bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) bagi nelayan dan petani di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, karena mampu meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
"Alhamdulillah, mesin konverter kit ini merupakan hasil produk dalam negeri, dengan merek Shark. Kita harus bangga, karena menggunakan produk dalam negeri dalam rangka mendukung TKDN lebih dari 40 persen," katanya keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Saat menghadiri "Sosialisasi Teknis dan Pendistribusian Paket Konverter Kit Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk Nelayan Gresik" di Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Roro Esti mengatakan pihaknya akan terus mendorong agar masyarakat menggunakan produk negeri sendiri, sehingga dampak berantainya akan bisa lebih dirasakan secara keseluruhan oleh masyarakat Indonesia.
Menurut dia, program konverter kit BBM ke bahan bakar gas (BBG) ini adalah salah satu program yang mendukung diversifikasi energi.
Program konversi tersebut menguntungkan bagi masyarakat khususnya para nelayan dan petani, sebab mereka bisa menghemat pengeluaran pemakaian BBM dan juga lebih baik bagi lingkungan dibandingkan BBM, karena pengeluaran emisi karbonnya lebih sedikit.
"Selain sudah dikenal masyarakat, pemilihan BBG sebagai energi alternatif juga relatif lebih bersih dibanding BBM," katanya.
Roro Esti pun menjelaskan bahwa paket bantuan tersebut sangat bermanfaat dan membantu para nelayan dan petani dalam bekerja.
"Menurut laporan dari nelayan, satu tabung isi 3 kg elpiji setara dengan tujuh liter BBM. Jelas sangat menghemat, karena gas 3 kg hanya Rp20.000, sedangkan jika Pertalite sebanyak tujuh liter sudah Rp70.000 atau akan mengurangi biaya operasional lebih dari 50 persen dibandingkan dengan penggunaan BBM," ujarnya.
Pada 2023, Kementerian ESDM akan membagikan konverter kit untuk nelayan dan petani sebanyak 20.000 paket dengan anggaran sebesar Rp208,2 miliar.
Jika dibandingkan dengan tahun 2022, bantuan tersebut mengalami peningkatan sebanyak 10.000 paket. Sementara, jumlah konverter kit yang didistribusikan di Kabupaten Gresik pada 2023 untuk nelayan berjumlah 243 paket dan petani berjumlah 1.000 paket.
Turut hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik Moh Nadlelah, Sub Koordinator Pengawasan Pengoperasian Ditjen Migas Kementerian ESDM Zaenal Abidin, dan Sales Branch Manager (SBM) V Surabaya PT Pertamina Patra Niaga Arif Rohman Khakim.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Alhamdulillah, mesin konverter kit ini merupakan hasil produk dalam negeri, dengan merek Shark. Kita harus bangga, karena menggunakan produk dalam negeri dalam rangka mendukung TKDN lebih dari 40 persen," katanya keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Saat menghadiri "Sosialisasi Teknis dan Pendistribusian Paket Konverter Kit Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk Nelayan Gresik" di Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Roro Esti mengatakan pihaknya akan terus mendorong agar masyarakat menggunakan produk negeri sendiri, sehingga dampak berantainya akan bisa lebih dirasakan secara keseluruhan oleh masyarakat Indonesia.
Menurut dia, program konverter kit BBM ke bahan bakar gas (BBG) ini adalah salah satu program yang mendukung diversifikasi energi.
Program konversi tersebut menguntungkan bagi masyarakat khususnya para nelayan dan petani, sebab mereka bisa menghemat pengeluaran pemakaian BBM dan juga lebih baik bagi lingkungan dibandingkan BBM, karena pengeluaran emisi karbonnya lebih sedikit.
"Selain sudah dikenal masyarakat, pemilihan BBG sebagai energi alternatif juga relatif lebih bersih dibanding BBM," katanya.
Roro Esti pun menjelaskan bahwa paket bantuan tersebut sangat bermanfaat dan membantu para nelayan dan petani dalam bekerja.
"Menurut laporan dari nelayan, satu tabung isi 3 kg elpiji setara dengan tujuh liter BBM. Jelas sangat menghemat, karena gas 3 kg hanya Rp20.000, sedangkan jika Pertalite sebanyak tujuh liter sudah Rp70.000 atau akan mengurangi biaya operasional lebih dari 50 persen dibandingkan dengan penggunaan BBM," ujarnya.
Pada 2023, Kementerian ESDM akan membagikan konverter kit untuk nelayan dan petani sebanyak 20.000 paket dengan anggaran sebesar Rp208,2 miliar.
Jika dibandingkan dengan tahun 2022, bantuan tersebut mengalami peningkatan sebanyak 10.000 paket. Sementara, jumlah konverter kit yang didistribusikan di Kabupaten Gresik pada 2023 untuk nelayan berjumlah 243 paket dan petani berjumlah 1.000 paket.
Turut hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik Moh Nadlelah, Sub Koordinator Pengawasan Pengoperasian Ditjen Migas Kementerian ESDM Zaenal Abidin, dan Sales Branch Manager (SBM) V Surabaya PT Pertamina Patra Niaga Arif Rohman Khakim.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023