Toyota Motor Corporation (TMC) tengah melakukan studi untuk membangun industri baterai electric vehicle (EV/kendaraan listrik) di Indonesia.
“Saat ini masih di tahap studi apa saja yang harus direalisasikan, kelayakan, hingga pasarnya,” kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam saat bertemu sejumlah media di Tokyo, Jepang, Rabu (25/10) malam.
Bob menjelaskan untuk melokalisasi produksi baterai, setidaknya diperlukan produksi volume sebanyak 100 ribu unit mobil listrik. Sementara saat ini, volume produksi EV di Indonesia baru mencapai kisaran 20 ribu hingga 30 ribu unit per tahun.
Untuk itu mendukung percepatan lokalisasi dan elektrifikasi di Indonesia, Bob menyebut pemerintah perlu untuk memberikan insentif lebih dalam bagi konsumen mobil listrik.
“Kalau pasar diberi insentif bisa lebih cepat (lokalisasi produksi baterai), karena harga menjadi terjangkau, tidak mungkin bisa menekan harga EV tanpa melokalisasi komponen elektrifikasi,” kata Bob menjelaskan.
Meski belum dapat memastikan kapan realisasi pembangunan industri baterai, Bob menyebut Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mewujudkan hal tersebut, mengingat sumber bahan baku baterai yang melimpah, dan rekam jejak dalam melokalisasi produksi hingga ekspor.
Sementara Toyota Motor Corporation, yang diwakilkan langsung oleh Presiden dan Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering and Manufacturing Co. LTD Yoshiki Konishi, secara terpisah mengatakan Toyota akan menggaet salah satu produsen baterai terbesar di dunia yaitu CATL untuk memproduksi baterai di Tanah Air.
“Kami akan bekerja sama dengan CATL yang sudah bangun industri baterai, dan kami akan suplai bukan hanya Toyota, tapi, juga industri," kata Yoshiki Konishi di Tokyo, Selasa (24/10).
CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) adalah produsen asal China yang berfokus pada manufaktur baterai lithium ion, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.
Pada 2018, volume penjualan tahunan CATL mencapai 21,18 GWh. Berdasarkan total produksinya, CATL adalah penyedia solusi baterai untuk kendaraan listrik, kendaraan listrik hibrida, dan hibrida plug-in terbesar ketiga di dunia, setelah Panasonic (Sanyo) dan BYD.
Baca juga: Joko Widodo sebut 60 persen kendaraan listrik akan bergantung pada baterai RI
PT PLN (Persero) mendukung upaya pemerintah dalam standardisasi infrastruktur pendukung kendaraan listrik yang tergabung dalam sistem Battery Asset Management Services (BAMS) untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Penyeragaman ini ditandai dengan kerja sama yang diteken antara Indonesia Baterai Corporation (IBC) dengan 5 produsen motor listrik dan 2 Bengkel Konversi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin (12/6/2023).
BAMS sendiri merupakan manajemen sistem yang mengintegrasikan antara infrastruktur fisik berupa baterai dan stasiun penukaran baterai dengan digital system menjadi suatu standar yang sama dari sebuah ekosistem kendaraan listrik.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan langkah kerja sama antara BUMN dan pihak swasta ini mewujudkan kolaborasi yang baik untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Ia menilai kematangan infrastruktur kendaraan listrik menjadi faktor utama untuk percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Saat berbicara tentang kendaraan listrik, kita tidak hanya berbicara tentang kendaraannya saja, tetapi seluruh ekosistem pendukungnya, mulai dari baterai, hingga infrastruktur pendukung seperti Stasiun Penukaran Baterai (Swap Station) dan Stasiun Pengisian Listrik (Charging Station)," ujar Luhut, sesuai rilis dari PLN Kalbar.
Oleh karena itu, Luhut menyambut baik kerja sama antara IBC dengan produsen motor listrik seperti Gesits, Volta, ALVA, VIAR dan United juga Bengkel Konversi Bintang Racing Team dan Spora EV untuk melakukan penyeragaman standardisasi baterai dan infrastruktur pendukung lainnya. Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan keinginan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Baca juga: PLN dukung upaya pemerintah standardisasi baterai kendaraan listrik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023