Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan yang menjadi musuh utama bangsa dalam peringatan Hari Pahlawan di Geladak Buritan KRI dr Radjiman Wedyodiningrat (992) Teluk Jakarta, Jumat.

Hari Pahlawan ke-78 di tahun ini memiliki tema “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan.”

“Memerangi kemiskinan dan kebodohan, karena memang itu sekarang musuh utama kita ke depan. Supaya bangsa ini bisa terus semangat memerangi kemiskinan dan kebodohan,” ujar Mensos.   

Pemerintah dalam hal ini berupaya memerangi kemiskinan dengan program-program seperti Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang membuat lebih dari 5.000 penerima manfaat bantuan sosial berhasil mendapatkan penghasilan di atas upah minimum kota/kabupaten (UMK) dan graduasi dari penerima bantuan.

Selain itu, di kawasan terdepan dan terluar Indonesia seperti Kepulauan Mapia, Papua, Kementerian Sosial juga dibantu TNI AL menyisir kawasan yang kurang dari segi fasilitas sekolah, pendidikan dan mengirim para guru untuk mencerdaskan anak-anak di wilayah itu.  

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini bertindak sebagai Inspektur Upacara didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, dan bertindak sebagai Komandan Upacara Letkol Marinir Ahmad.

Upacara diawali dengan Laporan Komandan Upacara, Penghormatan kepada arwah pahlawan, mengheningkan cipta, pelarungan karangan bunga, serta ditutup dengan pembacaan doa.  

Pada kesempatan yang sama, Wakasal menambahkan pentingnya menghargai jasa para pahlawan.

"Sebagai bangsa yang besar yang pasti menghargai jasa para pahlawan, kita juga perlu menyosialisasikan para pahlawan kita agar dikenal dan diakui," tambahnya.

Adapun rangkaian kegiatan Hari Pahlawan Tahun 2023 antara lain: Upacara dan Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Upacara Tabur Bunga di Laut, Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Refleksi Perjuangan 10 November dan Perjuangan Masa Depan di Gedung Konvensi TMPNU Kalibata.

Baca juga: Generasi muda diminta manfaatkan teknologi membangun Jayapura
 


Darah kepahlawanan Indonesia ternyata telah menyebar ke Cape Town lebih dari 350 tahun silam yang dibawa oleh ulama-ulama pejuang Indonesia, demikian menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan.

"Dua di antara ulama pejuang yang sangat dihormati masyarakat Cape Town adalah Syekh Yusuf Al Makassari dan Tuan Guru yang bernama asli Imam Abdullah Qadhi Abdus Salam. Mereka diasingkan ke Cape Town karena perlawanannya terhadap VOC", kata Konjen RI untuk Afrika Selatan Tudiono, melalui keterangan tertulis KJRI Cape Town di Jakarta, Jumat.

Tudiono mengatakan darah kepahlawanan Indonesia yang senantiasa konsisten menentang penjajahan dan ketidakadilan juga tumbuh subur di ranah diplomasi dan Indonesia berada di garis terdepan dalam perjuangan menentang penjajahan.Baca berita selengkapnya: Darah kepahlawanan Indonesia menyebar ke Cape Town sejak lama


 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023