Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menggelar Program Bakti Sosial sunatan massal untuk 100 anak dan pengobatan gratis bagi masyarakat, yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (Harkesnas) ke-59 Tahun 2023.
"Terkait anak-anak yang akan disunat, bahwa sunat bukan hanya perintah agama semata, namun di dalam dunia kesehatan, yakni untuk mencegah risiko infeksi saluran kemih (ISK) atau penyakit lainnya. Sehingga dalam dunia kesehatan itu dianjurkan untuk kebersihan dan termasuk langkah pencegahan," kata Pj Gubernur Kalbar,Harisson saat membuka kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional di Pontianak, Minggu.
Usai memberikan sambutan, Pj. Gubernur beserta Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kalbar, dr. Rifka, Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr Erna Yulianti, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak meninjau proses penyunatan.
Dalam agenda tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, menyerahkan bingkisan secara simbolis kepada anak-anak yang akan disunat di UPT. Puskesmas Alianyang.
"Sejarah Hari Kesehatan Nasional yang dimulai pada tahun 1964 oleh Presiden Pertama Republik Indonesia (Soekarno), yakni Pencanangan Pembasmian Malaria.Jadi waktu itu di Yogyakarta banyak sekali masyarakat kita yang terkena malaria, di mana waktu itu Pak Soekarno langsung melakukan pencanangan dengan dibentuk Komando Khusus, Komando Malaria (Kopem) dengan seluruh rumah itu disemprotkan dengan DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane)," katanya.
Menurutnya, di Kalbar sekitar tahun 2000 sampai sekarang khususnya Kota Pontianak sudah aman dari Penyakit Malaria.
"Kota Pontianak ini sudah tidak ada lagi malaria, di daerah-daerah Kabupaten lain juga di Kalbar, sebenarnya sudah tidak ada lagi Malaria, tetapi mereka belum bisa dinyatakan sebagai daerah eliminasi Malaria ya, tapi memang sudah sedikit," tuturnya.
Untuk itu dirinya mengajak masyarakat Kalbar beserta Pemerintah untuk bahu-membahu dalam menjalankan program-program kesehatan guna mencegah penyakit-penyakit yang menyebabkan risiko kematian.
"Program-program kesehatan ini, sebenarnya tidak bisa dijalankan sendiri oleh pemerintah. Jadi memang harus kerjasama ya, bahu-membahu antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota, masyarakat, Organisasi Provinsi maupun media, kemudian perguruan tinggi Akademisinya," ajak Harisson bersama-sama menjalankan program kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Terkait anak-anak yang akan disunat, bahwa sunat bukan hanya perintah agama semata, namun di dalam dunia kesehatan, yakni untuk mencegah risiko infeksi saluran kemih (ISK) atau penyakit lainnya. Sehingga dalam dunia kesehatan itu dianjurkan untuk kebersihan dan termasuk langkah pencegahan," kata Pj Gubernur Kalbar,Harisson saat membuka kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional di Pontianak, Minggu.
Usai memberikan sambutan, Pj. Gubernur beserta Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kalbar, dr. Rifka, Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr Erna Yulianti, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak meninjau proses penyunatan.
Dalam agenda tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, menyerahkan bingkisan secara simbolis kepada anak-anak yang akan disunat di UPT. Puskesmas Alianyang.
"Sejarah Hari Kesehatan Nasional yang dimulai pada tahun 1964 oleh Presiden Pertama Republik Indonesia (Soekarno), yakni Pencanangan Pembasmian Malaria.Jadi waktu itu di Yogyakarta banyak sekali masyarakat kita yang terkena malaria, di mana waktu itu Pak Soekarno langsung melakukan pencanangan dengan dibentuk Komando Khusus, Komando Malaria (Kopem) dengan seluruh rumah itu disemprotkan dengan DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane)," katanya.
Menurutnya, di Kalbar sekitar tahun 2000 sampai sekarang khususnya Kota Pontianak sudah aman dari Penyakit Malaria.
"Kota Pontianak ini sudah tidak ada lagi malaria, di daerah-daerah Kabupaten lain juga di Kalbar, sebenarnya sudah tidak ada lagi Malaria, tetapi mereka belum bisa dinyatakan sebagai daerah eliminasi Malaria ya, tapi memang sudah sedikit," tuturnya.
Untuk itu dirinya mengajak masyarakat Kalbar beserta Pemerintah untuk bahu-membahu dalam menjalankan program-program kesehatan guna mencegah penyakit-penyakit yang menyebabkan risiko kematian.
"Program-program kesehatan ini, sebenarnya tidak bisa dijalankan sendiri oleh pemerintah. Jadi memang harus kerjasama ya, bahu-membahu antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota, masyarakat, Organisasi Provinsi maupun media, kemudian perguruan tinggi Akademisinya," ajak Harisson bersama-sama menjalankan program kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023