Sudah enam pekan berturut-turut warga Palestina dicegat aparat keamanan Israel ketika akan menunaikan salat Jumat di Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Akibatnya, tempat suci umat Islam setelah Majidil Haram dan Mesjid Nabawai itu pun sepi.
Seorang pejabat Departemen Wakaf di Yerusalem mengungkapkan kepada Anadolu bahwa hanya sekitar 4.000 warga Palestina yang kebanyakan lansia yang boleh masuk Al Aqsa untuk salat Jumat. Jumlah itu menurun drastis dari biasanya 50.000 orang.
Pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan itu menambahkan Mesjid Al-Aqsa terlihat sepi akibat diawasi ketat oleh pasukan Israel di jalan-jalan.
Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan Israel dikerahkan secara besar-besaran di Yerusalem Timur, khususnya di Kota Tua dan pintu masuk menuju Mesjid Al Aqsa.
Larangan Israel itu membuat ratusan warga Palestina terpaksa menunaikan salat Jumat di jalan-jalan dekat kawasan Kota Tua.
Pihak Israel tidak memberikan alasan mengapa mereka membatasi akses umat Islam masuk Mesjid Al-Aqsa.
Sebelum diberlakukan pembatasan oleh Israel, paling sedikit 50.000 warga Palestina biasanya menunaikan salat Jumat di Al-Aqsa.
Ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur kian besar sejak Hamas dan Israel perang di Gaza semenjak 7 Oktober.
Sudah lebih dari 11.000 warga Palestina di Gaza yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat perang itu.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 200 lebih warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dibunuh aparat keamanan Israel sejak 7 Oktober, sedangkan 2.700 orang lainnya terluka.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Seorang pejabat Departemen Wakaf di Yerusalem mengungkapkan kepada Anadolu bahwa hanya sekitar 4.000 warga Palestina yang kebanyakan lansia yang boleh masuk Al Aqsa untuk salat Jumat. Jumlah itu menurun drastis dari biasanya 50.000 orang.
Pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan itu menambahkan Mesjid Al-Aqsa terlihat sepi akibat diawasi ketat oleh pasukan Israel di jalan-jalan.
Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan Israel dikerahkan secara besar-besaran di Yerusalem Timur, khususnya di Kota Tua dan pintu masuk menuju Mesjid Al Aqsa.
Larangan Israel itu membuat ratusan warga Palestina terpaksa menunaikan salat Jumat di jalan-jalan dekat kawasan Kota Tua.
Pihak Israel tidak memberikan alasan mengapa mereka membatasi akses umat Islam masuk Mesjid Al-Aqsa.
Sebelum diberlakukan pembatasan oleh Israel, paling sedikit 50.000 warga Palestina biasanya menunaikan salat Jumat di Al-Aqsa.
Ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur kian besar sejak Hamas dan Israel perang di Gaza semenjak 7 Oktober.
Sudah lebih dari 11.000 warga Palestina di Gaza yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat perang itu.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 200 lebih warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dibunuh aparat keamanan Israel sejak 7 Oktober, sedangkan 2.700 orang lainnya terluka.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023