Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan negaranya menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas situasi yang terjadi saat ini di Gaza, Palestina.
"Presiden kami juga dengan sangat jelas menyalahkan AS atas situasi saat ini di Palestina," kata Lyudmila dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Lyudmila menyatakan situasi yang terjadi di Gaza saat ini sama dengan yang terjadi di Ukraina saat revolusi Maidan pada 2014, di mana pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan pasukan pemerintah yang berpuncak pada penggulingan presiden Viktor Yanukovych yang pro-Rusia.
"Itu bukanlah hasil kehendak rakyat Ukraina, melainkan hasil manipulasi yang sangat terampil yang dilakukan para politikus yang didukung Barat," katanya.
"Jadi, jika ditanya apakah ada kesamaan antara situasi di Ukraina dalam protes Euromaidan dengan situasi di Palestina saat ini? Tentu ada kesamaan," kata Lyudmila menegaskan.
Terkait situasi di Gaza saat ini, Lyudmila mengatakan bahwa sejak meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober, AS telah mencegah implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di daerah kantong Palestina yang terkepung tersebut.
Hal itu menyebabkan situasi kemanusiaan di Gaza semakin parah karena serangan Israel hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 13.000 warga di wilayah tersebut.
"AS mendukung Israel dan mereka mencegah implementasi solusi dua negara (antara Israel dan Palestina). Hal yang sama juga terjadi dengan (protes) Euromaidan di Ukraina. AS berada di balik krisis ini," kata Lyudmila.
Situasi yang terjadi di Ukraina pada 2014 dan situasi di Gaza saat ini, menurut dia, merupakan contoh dari apa yang disebut sebagai tatanan internasional liberal, di mana sebuah negara disebut memaksakan aturannya terhadap negara lainnya di dunia. Hal itu tidak mendorong stabilitas, melainkan krisis, kata dia lebih lanjut.
Terkait posisi Rusia dalam situasi di Gaza, Lyudmila mengatakan bahwa negaranya meminta masyarakat internasional untuk bersama-sama menaati hukum internasional.
"Kami meminta masyarakat internasional untuk kembali kepada hukum internasional," katanya.
Menurut Lyudmila, situasi di Gaza sebenarnya telah memiliki solusi berdasarkan hukum internasional. Namun, AS dan sekutunya, kata dia, telah mencegah implementasi dari solusi tersebut.
"Solusi damai tidak akan pernah tercapai tanpa adanya kesediaan untuk menerima dan mematuhi hukum internasional dan semua kesepakatan dan resolusi yang telah diambil Dewan Keamanan PBB," demikian katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Presiden kami juga dengan sangat jelas menyalahkan AS atas situasi saat ini di Palestina," kata Lyudmila dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Lyudmila menyatakan situasi yang terjadi di Gaza saat ini sama dengan yang terjadi di Ukraina saat revolusi Maidan pada 2014, di mana pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan pasukan pemerintah yang berpuncak pada penggulingan presiden Viktor Yanukovych yang pro-Rusia.
"Itu bukanlah hasil kehendak rakyat Ukraina, melainkan hasil manipulasi yang sangat terampil yang dilakukan para politikus yang didukung Barat," katanya.
"Jadi, jika ditanya apakah ada kesamaan antara situasi di Ukraina dalam protes Euromaidan dengan situasi di Palestina saat ini? Tentu ada kesamaan," kata Lyudmila menegaskan.
Terkait situasi di Gaza saat ini, Lyudmila mengatakan bahwa sejak meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober, AS telah mencegah implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di daerah kantong Palestina yang terkepung tersebut.
Hal itu menyebabkan situasi kemanusiaan di Gaza semakin parah karena serangan Israel hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 13.000 warga di wilayah tersebut.
"AS mendukung Israel dan mereka mencegah implementasi solusi dua negara (antara Israel dan Palestina). Hal yang sama juga terjadi dengan (protes) Euromaidan di Ukraina. AS berada di balik krisis ini," kata Lyudmila.
Situasi yang terjadi di Ukraina pada 2014 dan situasi di Gaza saat ini, menurut dia, merupakan contoh dari apa yang disebut sebagai tatanan internasional liberal, di mana sebuah negara disebut memaksakan aturannya terhadap negara lainnya di dunia. Hal itu tidak mendorong stabilitas, melainkan krisis, kata dia lebih lanjut.
Terkait posisi Rusia dalam situasi di Gaza, Lyudmila mengatakan bahwa negaranya meminta masyarakat internasional untuk bersama-sama menaati hukum internasional.
"Kami meminta masyarakat internasional untuk kembali kepada hukum internasional," katanya.
Menurut Lyudmila, situasi di Gaza sebenarnya telah memiliki solusi berdasarkan hukum internasional. Namun, AS dan sekutunya, kata dia, telah mencegah implementasi dari solusi tersebut.
"Solusi damai tidak akan pernah tercapai tanpa adanya kesediaan untuk menerima dan mematuhi hukum internasional dan semua kesepakatan dan resolusi yang telah diambil Dewan Keamanan PBB," demikian katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023