Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Dedi Hardono mengatakan bahwa kasus pertikaian antara warga dan prajurit TNI di Namblong, Kabupaten Jayapura, Senin (1/1), yang menewaskan seorang pemuda masih didalami .
"Memang benar kasusnya masih didalami terutama terkait sejauh mana keterlibatan anggota TNI yang menjabat sebagai Babinsa di wilayah itu," katanya, di Jayapura, Rabu.
"Jika Sertu AD salah, kita akan proses seusai hukum,” katanya
Dalam keterangan tertulisnya, Danrem 172/PWY berharap tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda ikut berperan memberikan pemahaman guna meredam aksi anarkis yang dilakukan masyarakat.
"Bantuan dari para pihak sangat dibutuhkan dan persoalan yang ada dapat dipercayakan kepada pihak yang berwajib," katanya.
Baca juga: Polisi selidiki kasus terbakarnya Kantor BPKSDM Paniai
Baca juga: Kasus KDRT selama 2023 meningkat 95 persen di Papua Barat
“Kita semua harus bisa menjaga keamanan dan kedamaian, sehingga masyarakat hidup dengan rukun dan saling menjaga satu sama lain, serta tidak mudah terprovokasi,” kata Brigjen TNI Dedi yang telah meninjau untuk melihat situasi keamanan di Kampung Karya Bumi, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua, usai terjadi aksi perusakan dan pembakaran rumah warga dan fasilitas publik pada Senin (1/1).
Situasi di wilayah itu sudah kondusif, namun aparat keamanan masih melakukan penjagaan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Walaupun demikian, sebagian masyarakat masih mengamankan diri ke rumah keluarga di Distrik Nimbokrang, kata Danrem.
Sebelumnya Wakil Sementara (WS) Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Chandra Kurniawan menjelaskan, pada Senin (1/1) terjadi pembakaran yang dilakukan warga di Kampung Karya Bumi, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua.
Hal tersebut terjadi setelah terjadi perkelahian antar Sertu AD dengan beberapa masyarakat yang dalam keadaan mabuk akibat minuman beralkohol.
Dari laporan yang diterima awalnya Sertu AD yang juga menjabat Babinsa dihadang dan dianiaya warga yang dalam keadaan mabuk saat hendak pulang ke rumahnya sehingga melawan dengan menggunakan senjata tajam hingga melukai dan menewaskan DB.
Akibatnya keluarga mengamuk dan melakukan aksi pembakaran termasuk rumah Sertu AD, kata Letkol Chandra.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Memang benar kasusnya masih didalami terutama terkait sejauh mana keterlibatan anggota TNI yang menjabat sebagai Babinsa di wilayah itu," katanya, di Jayapura, Rabu.
"Jika Sertu AD salah, kita akan proses seusai hukum,” katanya
Dalam keterangan tertulisnya, Danrem 172/PWY berharap tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda ikut berperan memberikan pemahaman guna meredam aksi anarkis yang dilakukan masyarakat.
"Bantuan dari para pihak sangat dibutuhkan dan persoalan yang ada dapat dipercayakan kepada pihak yang berwajib," katanya.
Baca juga: Polisi selidiki kasus terbakarnya Kantor BPKSDM Paniai
Baca juga: Kasus KDRT selama 2023 meningkat 95 persen di Papua Barat
“Kita semua harus bisa menjaga keamanan dan kedamaian, sehingga masyarakat hidup dengan rukun dan saling menjaga satu sama lain, serta tidak mudah terprovokasi,” kata Brigjen TNI Dedi yang telah meninjau untuk melihat situasi keamanan di Kampung Karya Bumi, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua, usai terjadi aksi perusakan dan pembakaran rumah warga dan fasilitas publik pada Senin (1/1).
Situasi di wilayah itu sudah kondusif, namun aparat keamanan masih melakukan penjagaan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Walaupun demikian, sebagian masyarakat masih mengamankan diri ke rumah keluarga di Distrik Nimbokrang, kata Danrem.
Sebelumnya Wakil Sementara (WS) Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Chandra Kurniawan menjelaskan, pada Senin (1/1) terjadi pembakaran yang dilakukan warga di Kampung Karya Bumi, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua.
Hal tersebut terjadi setelah terjadi perkelahian antar Sertu AD dengan beberapa masyarakat yang dalam keadaan mabuk akibat minuman beralkohol.
Dari laporan yang diterima awalnya Sertu AD yang juga menjabat Babinsa dihadang dan dianiaya warga yang dalam keadaan mabuk saat hendak pulang ke rumahnya sehingga melawan dengan menggunakan senjata tajam hingga melukai dan menewaskan DB.
Akibatnya keluarga mengamuk dan melakukan aksi pembakaran termasuk rumah Sertu AD, kata Letkol Chandra.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024