Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya.

"Peringatan ini berlaku mulai tanggal 14 Januari 2024 pukul 06.30 WIB hingga 14 Januari 2024 sampai beberapa hari ke depan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Bayu Santoso di Pontianak, Kalimantan Timur, Minggu.

Dia menjelaskan, berdasarkan prakiraan cuaca di sekitar Pelabuhan Dwikora Pontianak menunjukkan adanya hujan ringan dari Barat Daya ke arah Barat Laut. Kecepatan angin diperkirakan berkisar antara 1 hingga 10 knots, sementara tinggi gelombang berkisar antara 0,1 hingga 0,3 meter. Tinggi gelombang maksimal bisa mencapai 1,7 meter.

"Dengan fenomena cuaca tersebut, masyarakat yang berada di sekitar pesisir, bantaran sungai, dan daerah yang lebih rendah diimbau untuk tetap siaga dan waspada. Tujuan dari imbauan ini adalah agar masyarakat dapat mengantisipasi dampak dari pasang air laut maksimum, termasuk potensi genangan air," tuturnya.

Bayu Santoso juga menekankan pentingnya untuk terus memantau dan meng-update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG. Hal ini akan membantu masyarakat dalam mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mengurangi risiko terjadinya bencana banjir rob.

BMKG berharap agar masyarakat dapat menjaga keamanan dan keselamatan diri serta lingkungan sekitar. Peringatan dini ini disampaikan sebagai upaya preventif dalam menghadapi potensi bencana alam dan meningkatkan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat.

Terpisah, Pj Sekda Kalbar, Muhammad Bari juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir di Kalbar. Dirinya menambahkan, menurut data dari BMKG Nasional menyatakan bahwa fenomena La Nina yang menyebabkan meningkatnya curah hujan masih berlangsung hingga akhir Triwulan pertama 2024.

“Hal ini tentunya perlu kita antisipasi dari awal, mengingat potensi La Nina masih akan berlangsung selama 2 bulan ke depan," tuturnya.

Terjadinya bencana banjir tersebut disebabkan salah satunya adalah karena semakin berkurangnya tutupan hutan di daerah hulu akibat deforestasi dan degradasi hutan. Untuk itu kegiatan penanaman pohon yang lakukan pada hari ini menjadi penting, karena pohon memiliki dampak yang multidimensi bagi kehidupan manusia.

"Pada awal Bulan Januari ini saja Kalimantan Barat sudah disapa dengan bencana banjir di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Landak, Bengkayang, Kapuas hulu, serta Kabupaten Sanggau dan juga Kota Pontianak. Bahkan Bupati Bengkayang dan Pj. Bupati Landak sudah menerbitkan status keadaan tanggap darurat sejak awal bulan Januari lalu," tuturnya.

Berdasarkan data dari BPBD Kalbar jumlah warga terdampak sudah mencapai 214 KK di Kabupaten Bengkayang dan 170 KK di Kabupaten Kapuas Hulu. Sementara di Kabupaten Landak korban terdampak mencapai 13.558 jiwa.

"Tentunya kita berharap kejadian seperti ini dapat kita minimalisir melalui upaya penanaman serentak yang kita lakukan pada hari ini," ujar Bari.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024