Sekretaris Daerah (Sekda) Ketapang, Alexander Wilyo menghadiri acara adat Padi Mansak Buah Garak di Sekembar, Desa Kayong Tuhe, Kecamatan Nanga Tayap, Sabtu. Acara adat Padi Mansak Buah Garak merupakan ungkapan syukur atas musim panen yang bersamaan dengan musim buah.
Menurut tetua adat setempat, peristiwa musim panen bertepatan dengan musim buah ini hanya terjadi sekali dalam 20 tahun. Sekda pun sangat mengapresiasi pelaksanaan ritual adat sehingga harus meninggalkan agenda lain.
"Sebenarnya saya ada agenda lain, namun karena saya sangat apresiasi terhadap ritual adat ini. Akhirnya saya memutuskan untuk menghadiri acara adat Padi Mansak Buah Garak ini," ungkap Sekda.
"Artinya saya harus memastikan bahwa adat jalan jamban titi kita tetap jalan. Harapan saya, semoga acara ini tidak hanya dilaksanakan di Sekembar saja, tetapi juga dapat dilaksanakn dibeberapa daerah lainnya,” lanjutnya.
Peragaan adat Padi Mansak Buah Garak ini, selain beras baru, juga dilengkapi dengan aneka buah-buahan. Di antaranya buah durian, langsat, mentawak, rambutan, kusik, pekawai, maloi, teratong dan lain-lain.
Hari pertama acara adat Padi Mansak Buah Garak diawali dengan ritual ancak dan senggayongan. Hari keduanya dilanjutkan dengan ritual adat pangkak gasing. Setelah itu dilanjutkan dengan acara makan pulut dan emping padi.
Sekda merasa bersyukur karena ritual adat ini bisa dilaksanakan. “Kita sangat bersyukur kepada Duata Perimbang Alam Bumi Tanah Arai dan para leluhur. Karena pohon buah berbuah banyak dan padi berbuah jangak, sehingga kita semua dapat menikmatinya,” ucap Sekda.
Sekda pun mengucapakan selamat dan sukses atas dilaksanakannya acara adat ini. “Dilaksanakannya acara adat ini, artinya kita sudah merawat dan menjaga adat-istiadat. Serta budaya kita sejak karosik mulai tumbuh tanah mulai menjadi, sampai anak-cucu kita kelak,” tutur Sekda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Menurut tetua adat setempat, peristiwa musim panen bertepatan dengan musim buah ini hanya terjadi sekali dalam 20 tahun. Sekda pun sangat mengapresiasi pelaksanaan ritual adat sehingga harus meninggalkan agenda lain.
"Sebenarnya saya ada agenda lain, namun karena saya sangat apresiasi terhadap ritual adat ini. Akhirnya saya memutuskan untuk menghadiri acara adat Padi Mansak Buah Garak ini," ungkap Sekda.
"Artinya saya harus memastikan bahwa adat jalan jamban titi kita tetap jalan. Harapan saya, semoga acara ini tidak hanya dilaksanakan di Sekembar saja, tetapi juga dapat dilaksanakn dibeberapa daerah lainnya,” lanjutnya.
Peragaan adat Padi Mansak Buah Garak ini, selain beras baru, juga dilengkapi dengan aneka buah-buahan. Di antaranya buah durian, langsat, mentawak, rambutan, kusik, pekawai, maloi, teratong dan lain-lain.
Hari pertama acara adat Padi Mansak Buah Garak diawali dengan ritual ancak dan senggayongan. Hari keduanya dilanjutkan dengan ritual adat pangkak gasing. Setelah itu dilanjutkan dengan acara makan pulut dan emping padi.
Sekda merasa bersyukur karena ritual adat ini bisa dilaksanakan. “Kita sangat bersyukur kepada Duata Perimbang Alam Bumi Tanah Arai dan para leluhur. Karena pohon buah berbuah banyak dan padi berbuah jangak, sehingga kita semua dapat menikmatinya,” ucap Sekda.
Sekda pun mengucapakan selamat dan sukses atas dilaksanakannya acara adat ini. “Dilaksanakannya acara adat ini, artinya kita sudah merawat dan menjaga adat-istiadat. Serta budaya kita sejak karosik mulai tumbuh tanah mulai menjadi, sampai anak-cucu kita kelak,” tutur Sekda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024