Provinsi Kalimantan Barat menanam 1.200 pohon pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia 2024 di Kelurahan Batu Layang, Kota Pontianak, dipimpin Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto.
"Penanaman pohon serentak (seluruh Indonesia) ini merupakan upaya konkret dan strategis dalam mengatasi tiga krisis planet, yaitu perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati. Ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Berbagai bibit pohon yang ditanam di Kalbar itu berasal dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kapuas, yakni bintangor, matoa, cempedak, nangka, ketapang kencana, jambu kristal, jambu air, pulai, jelutung, pucuk merah, kopi, durian, dan jengkol. Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia jatuh setiap 2 Februari.
Ia menjelaskan pentingnya pelestarian alam, mulai dari penanaman pohon hingga perawatan agar tumbuh subur dan produktif bagi upaya menjaga keseimbangan ekosistem.
“Upaya tersebut perlu dilakukan oleh kita semua, mengingat manusia memiliki posisi penting sebagai garda terdepan untuk melindungi keseimbangan ekosistem,” kata dia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkomitmen mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
"Selain itu juga menjadi catatan bahwa bulan Februari ini kita memperingati Hari Lahan Basah dan untuk itu antara lain KLHK juga menanam di areal lahan basah, seperti mangrove," kata dia.
Agus Justianto menjelaskan aksi penanaman pohon menjadi bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.
"Sebagai upaya menjaga bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu diantisipasi bersama. Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon," kata dia.
Penanaman pohon secara serentak di Provinsi Kalbar dihadiri 400 peserta, antara lain Penjabat Gubernur Kalbar, Sekretaris Daerah Kota Pontianak, direktur di lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari KLHK, Ketua Pokja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar, serta Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Penanaman pohon serentak (seluruh Indonesia) ini merupakan upaya konkret dan strategis dalam mengatasi tiga krisis planet, yaitu perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati. Ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Berbagai bibit pohon yang ditanam di Kalbar itu berasal dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kapuas, yakni bintangor, matoa, cempedak, nangka, ketapang kencana, jambu kristal, jambu air, pulai, jelutung, pucuk merah, kopi, durian, dan jengkol. Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia jatuh setiap 2 Februari.
Ia menjelaskan pentingnya pelestarian alam, mulai dari penanaman pohon hingga perawatan agar tumbuh subur dan produktif bagi upaya menjaga keseimbangan ekosistem.
“Upaya tersebut perlu dilakukan oleh kita semua, mengingat manusia memiliki posisi penting sebagai garda terdepan untuk melindungi keseimbangan ekosistem,” kata dia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkomitmen mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
"Selain itu juga menjadi catatan bahwa bulan Februari ini kita memperingati Hari Lahan Basah dan untuk itu antara lain KLHK juga menanam di areal lahan basah, seperti mangrove," kata dia.
Agus Justianto menjelaskan aksi penanaman pohon menjadi bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.
"Sebagai upaya menjaga bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu diantisipasi bersama. Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon," kata dia.
Penanaman pohon secara serentak di Provinsi Kalbar dihadiri 400 peserta, antara lain Penjabat Gubernur Kalbar, Sekretaris Daerah Kota Pontianak, direktur di lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari KLHK, Ketua Pokja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar, serta Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024