Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Kalimantan Barat, ikut memberikan perhatian dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah penularan Tuberkulosis (TBC) yang merupakan penyakit pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis
"Tugas kita untuk mencegah tertular atau menularnya TBC. Sehingga kami dari RSUD SSMA ikut gencar melakukan sosialisasi pencegahan, " ujar dokter RSUD SSMA Pontianak, Merdiko, AMd Kep di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan Mycobacterium Tuberculosis selain menyerang paru-paru, bakteri ini juga dapat menginfeksi organ lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan organ lainnya.
“TBC dapat menular melalui droplet atau percikan dahak saat penderita TBC batuk, bersin atau berbicara,” katanya.
Gejala penderita TBC umumnya meliputi batuk dengan dahak atau tidak, demam meriang, nyeri dada, berkeringat tanpa sebab, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
“Pemeriksaan TBC dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemeriksaan dahak dan rontgen foto dada,” ujarnya.
Terkait pengobatan TBC, prosesnya berlangsung selama 6 sampai 8 bulan yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan, dan tahap akhir obat diminum 3 kali sepekan selama 4 atau 5 bulan.
“Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, mendapatkan sinar matahari dan udara segar, menjemur alas tidur agar tidak lembab, mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia di bawah 5 tahun, berolahraga teratur, dan menghindari rokok,” katanya.
Dengan mematuhi langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat, diharapkan dapat mengendalikan penyebaran TBC di masyarakat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Tugas kita untuk mencegah tertular atau menularnya TBC. Sehingga kami dari RSUD SSMA ikut gencar melakukan sosialisasi pencegahan, " ujar dokter RSUD SSMA Pontianak, Merdiko, AMd Kep di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan Mycobacterium Tuberculosis selain menyerang paru-paru, bakteri ini juga dapat menginfeksi organ lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan organ lainnya.
“TBC dapat menular melalui droplet atau percikan dahak saat penderita TBC batuk, bersin atau berbicara,” katanya.
Gejala penderita TBC umumnya meliputi batuk dengan dahak atau tidak, demam meriang, nyeri dada, berkeringat tanpa sebab, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
“Pemeriksaan TBC dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemeriksaan dahak dan rontgen foto dada,” ujarnya.
Terkait pengobatan TBC, prosesnya berlangsung selama 6 sampai 8 bulan yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan, dan tahap akhir obat diminum 3 kali sepekan selama 4 atau 5 bulan.
“Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, mendapatkan sinar matahari dan udara segar, menjemur alas tidur agar tidak lembab, mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia di bawah 5 tahun, berolahraga teratur, dan menghindari rokok,” katanya.
Dengan mematuhi langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat, diharapkan dapat mengendalikan penyebaran TBC di masyarakat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024