Pemerintah China mengirimkan tim kerja ke Pakistan untuk mendesak investigasi lebih mendalam atas serangan teroris di dekat Besham, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, yang menyebabkan lima warga negara China dan seorang warga negara Pakistan tewas.

"Tepat setelah serangan teroris pada 26 Maret, China mengirim kelompok kerja antar lembaga ke Pakistan, kelompok kerja tersebut terlibat penuh dalam pekerjaan tanggap darurat bersama Kedutaan Besar di Pakistan dan perusahaan terkait," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri  China Lin Jian pada Jumat (29/3) seperti diakses dalam laman Kemenlu China pada Sabtu.

Pada Selasa (26/3), seorang pelaku bom bunuh diri menabrakkan kendaraan yang telah dipasang bahan peledak ke konvoi para insinyur China di wilayah pegunungan Pakistan.

Tidak ada kelompok yang mengklaim aksi pengeboman itu. Namun, Islamabad mencurigai dalang dibalik serangan itu adalah militan yang terkait dengan kelompok Tehrik-i-Taliban Pakistan atau TTP, namun TTP membantah keterlibatannya dalam serangan itu dan mengatakan bahwa mereka hanya menyasar pasukan keamanan Pakistan.

Ketua kelompok kerja, Direktur Jenderal Departemen Keamanan Luar Negeri Kemenlu Bai Tian, menurut Lin Jian, sudah bertemu dengan pejabat Pakistan, termasuk menteri luar negeri dan menteri dalam negeri.

"Bai Tian meminta Pakistan untuk melakukan penyelidikan yang cepat dan menyeluruh atas serangan tersebut, menangani masalah dengan benar, meningkatkan keamanan secara konkrit, menghilangkan risiko keamanan dan melakukan segala cara untuk menjamin keselamatan maksimal personel, institusi dan proyek China di Pakistan," ungkap Lin Jian.

Pihak Pakistan mengatakan bahwa penyelidikan dan upaya untuk menangani masalah tersebut sedang dilakukan dan mereka mengambil semua langkah yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan keamanan bagi personel, proyek, dan institusi China. Tim kerja pemerintah China juga akan melakukan upaya lebih lanjut di Pakistan.

"Kemudian pada 27 Maret, Duta Besar China untuk Pakistan mengunjungi kamp proyek yang personelnya diserang untuk menyampaikan simpati kepada pegawai di sana. Presiden Pakistan Asif Ali Zardari juga mengunjungi Kedubes China di Pakistan untuk menyampaikan belasungkawa, ia berjanji akan mengambil tindakan tegas untuk membawa para pelaku ke pengadilan sesegera mungkin," jelas Lin Jian.

Lin Jian pun meyakini Pemerintah Pakistan akan menangani serangan tersebut dan membawa pelakunya ke pengadilan sesegera mungkin.

Selain itu pada 27 Maret, Dewan Keamanan (DK) PBB sudah menyatakan mengutuk keras serangan teroris di Pakistan serta menegaskan bahwa terorisme dalam segala bentuk merupakan salah satu ancaman paling serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

"Anggota DK PBB juga menggarisbawahi perlunya membawa pelaku, penyandang dana dan otak aksi terorisme ke pengadilan, dan mendesak semua negara agar dapat bekerja sama secara aktif dengan Pemerintah Pakistan dan China sesuai hukum internasional dan resolusi DK PBB yang relevan," tambah Lin Jian.

China, menurut Lin Jian, menentang segala bentuk terorisme dan akan menguatkan komitmen kerja sama dengan Pakistan untuk melakukan segala upaya guna melindungi keselamatan dan keamanan personel, proyek, dan institusinya di Pakistan.

"Kami juga akan meningkatkan kerja sama kontra terorisme dengan komunitas internasional," kata Lin Jian.

Para korban pengeboman di Pakistan tengah bekerja dalam pembangunan proyek Dasu Dam di distrik Kohistan, yaitu bendungan pembangkit listrik terbesar Pakistan yang terletak di sungai Indus. Proyek itu bernilai miliaran dolar AS yang dibiayai oleh China.

Serangan terhadap insinyur China yang terkait proyek ini merupakan yang kedua kalinya terjadi. Sebelumnya pada pertengahan 2021, satu bom mobil menargetkan iring-iringan bus di kawasan itu, menewaskan sembilan warga negara China dan tiga orang pekerja Pakistan.




 

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024