Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Gunung Ruang yang terletak di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, mengalami aktivitas kegempaan sebanyak 944 kali dalam sehari dengan jumlah terbanyak gempa vulkanik dangkal.
Baca juga: Gunung Ruang naik status jadi Awas
Baca juga: 272 keluarga dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 1.000 sampai 1.800 meter dari puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ruang Julius Rampolii dalam laporan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pada 17 April 2024 periode pukul 00.00 hingga 24.00 WITA Gunung Ruang tercatat mengalami tiga kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo berkisar antara 50 hingga 55 milimeter dan lama gempa 300 sampai 840 detik.
PVMBG juga mencatat sebanyak 564 kali gempa vulkanik dangkal, 373 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa, dan satu kali gempa tremor menerus.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan ada dua kampung yang berada di Pulau Ruang yakni Kampung Limpatehe dan Pumpente. Lokasi kedua kampung dengan jumlah penduduk 838 jiwa itu hanya berjarak 2,5 kilometer dari puncak Gunung Ruang.
Seluruh penduduk di Kampung Limpatehe dan Kampung Pumpente sudah dievakuasi ke tempat aman untuk menghindari bahaya erupsi dan awan panas.
Lebih lanjut Hendra mengungkapkan bahwa satu kampung ada yang hanya beberapa rumah saja karena penduduk lebih memilih tinggal di Pulau Taguladang yang berada di sebelah Pulau Ruang. Jarak kedua pulau itu sekitar 10 kilometer.
Pada 17 April 2024 PVMBG mengumumkan kenaikan status Gunung Ruang dari Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas usai kemunculan serangkaian erupsi eksplosif dan awan panas.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan dan mengharuskan penduduk yang bermukim di kawasan pesisir untuk menjauh dari pantai.
Masyarakat yang bermukim di pantai barat Pulau Tagulandang diungsikan ke pantai timur untuk menghindari tsunami dan awan panas yang timbul akibat erupsi eksplosif dari Gunung Ruang.
Pada Kamis pagi (18/4) PVMBG melaporkan tidak ada tsunami akibat erupsi yang terjadi pada Rabu malam (17/4). Jejak awan panas berupa warna putih di lereng atas gunung terlihat jelas.
Masyarakat yang bermukim di pantai barat Pulau Tagulandang diungsikan ke pantai timur untuk menghindari tsunami dan awan panas yang timbul akibat erupsi eksplosif dari Gunung Ruang.
Pada Kamis pagi (18/4) PVMBG melaporkan tidak ada tsunami akibat erupsi yang terjadi pada Rabu malam (17/4). Jejak awan panas berupa warna putih di lereng atas gunung terlihat jelas.
Gunung Ruang secara administratif berada di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro. Gunung api bertipe strato tersebut diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) yang berlokasi di Kecamatan Tagulandang.
Sejarah erupsi tercatat sejak tahun 1808 dan memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 30 tahun. Pada 2002 Gunung Ruang juga mengalami erupsi eksplosif disertai awan panas yang mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan penduduk mengungsi ke tempat aman.
Setelah tertidur selama 22 tahun, pada 16 April 2024 Gunung Ruang kembali bangun dan memuntahkan berbagai material vulkanik mulai dari lava, gas, batu, hingga abu. Kini aktivitas kegempaan masih tinggi dan erupsi masih terjadi.
Baca juga: Gunung Ruang naik status jadi Awas
Baca juga: 272 keluarga dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024