Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, N. A Anggini Sari menyebutkan terus ikut mengawal dan berkontribusi dalam pengendalian inflasi dari sisi hulu dan hilir bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah di Provinsi Kalbar.

"Bank Indonesia menjadi bagian TPID di Kalbar terus bergerak melalui 4K Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, "ujarnya di Pontianak, Rabu.

Menurut dia, untuk 4K tersebut yakni Ketersediaan Pasokan, Kestabilan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.

"Ketersediaan pasokan di antara Bank Indonesia ikut membantu bibit untuk petani baik pangan dan hortikultura. Untuk kestabilan harga juga demikian melalui Gerakan pangan Murah dan Operasi Pasar bersama TPID, kami ikut berpartisipasi. Termasuk kegiatan - kegiatan lainnya. Jadi hulu dan hilir terlibat dan mendukung," kata dia.

Terkait perkembangan inflasi pada Maret 2024 Kalbar masih berada dalam kelompok 10 Provinsi terendah di Indonesia.

"Pada Maret 2023 inflasi Kalbar hanya 0,33 persen. Kalbar berada peringat kesembilan terendah di Indonesia. Untuk inflasi tahunan 2,51 persen (YoY) , " kata dia.

Menurut dia, berdasarkan data historis inflasi tahun ke tahun pada 2019 hingga Maret 2024, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah bensin, rokok kretek filter, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng.

Komoditas-komoditas tersebut mempengaruhi kenaikan harga komoditas lain terutama ongkos angkut yang dipengaruhi oleh bensin dan angkutan udara.

Komoditas bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng berpengaruh terhadap kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. Sedangkan komoditas rokok kretek filter salah satunya mempengaruhi sub kelompok pemeliharaan, perbaikan, keamanan dan tempat tinggal/perumahan.

.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024