Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengingatkan kepada pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, untuk tidak percaya dengan hoaks atau berita-berita bohong.
"Banyak hoaks yang menyebar di sejumlah media sosial, tidak usah dipercaya. Biar saja informasi yang benar dari pemerintah," kata Suharyanto saat bertatap muka dengan pengungsi dari Pulau Tagulandang yang dievakuasi di Aula Kadademahe GMIST Imanuel Ondong, Siau, Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu.
Siau merupakan ibukota dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, yang menjadi tempat pengungsian warga terdampak Gunung Ruang, selain Kota Manado, Bitung dan Minahasa utara.
Sejauh ini BNPB dan masyarakat menerima berbagai berita hoaks yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena hanya membuat warga semakin takut dan bingung.
Pernyataan lain yang disampaikan Kepala BNPB itu juga soal pengungsi agar tidak dulu Kembali ke tempat asal, sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah.
"Saat ini pemerintah fokus pada penanganan warga yang mengungsi serta distribusi bantuan yang menjadi kebutuhan utama warga," jelasnya.
Sebelumnya, pihak BNPB menyebut total ada 12 ribu orang warga terdampak erupsi Gunung Ruang akan dievakuasi ke tempat yang lebih aman di luar pulau.
Para warga itu merupakan penduduk Pulau Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, yang berjarak kurang dari 10 kilometer dari puncak gunung api itu.
Data rekapitulasi tim BNPB diketahui dari jumlah total tersebut tercatat hingga Rabu (1/5) petang sudah ada 3.364 warga yang sudah berhasil evakuasi.
Jadi setidaknya masih ada 5.719 orang yang tertinggal di Pulau Tagulandang yang harus segera dievakuasi menuju posko pengungsian yang antara lain berlokasi di Pulau Siau, Manado, dan Minahasa Utara.
Suharyanto menegaskan saat ini sudah dilakukan penambahan jumlah armada kapal menjadi setidaknya menjadi 11 unit untuk mengangkut sisa korban yang tertinggal tersebut.
Belasan kapal laut yang disiapkan untuk mengangkut para korban itu masing-masing milik Basarnas, Bea Cukai, TNI AL, hingga kapal feri swasta.
Adapun rute penyeberangan ke tempat pengungsian yakni Tagulandang – Manado, Tagulandang – Bitung, Tagulandang – Pahe Siau, Tagulandang- Munte dengan okupansi penumpang 600 - 100 orang sekali angkut.
"Semua ini adalah upaya biar bagaimanapun warga harus digeser keluar demi keselamatan, karena kondisi Gunung Ruang yang belum benar stabil pasca-erupsi fase kedua beberapa hari lalu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Banyak hoaks yang menyebar di sejumlah media sosial, tidak usah dipercaya. Biar saja informasi yang benar dari pemerintah," kata Suharyanto saat bertatap muka dengan pengungsi dari Pulau Tagulandang yang dievakuasi di Aula Kadademahe GMIST Imanuel Ondong, Siau, Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu.
Siau merupakan ibukota dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, yang menjadi tempat pengungsian warga terdampak Gunung Ruang, selain Kota Manado, Bitung dan Minahasa utara.
Sejauh ini BNPB dan masyarakat menerima berbagai berita hoaks yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena hanya membuat warga semakin takut dan bingung.
Pernyataan lain yang disampaikan Kepala BNPB itu juga soal pengungsi agar tidak dulu Kembali ke tempat asal, sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah.
"Saat ini pemerintah fokus pada penanganan warga yang mengungsi serta distribusi bantuan yang menjadi kebutuhan utama warga," jelasnya.
Sebelumnya, pihak BNPB menyebut total ada 12 ribu orang warga terdampak erupsi Gunung Ruang akan dievakuasi ke tempat yang lebih aman di luar pulau.
Para warga itu merupakan penduduk Pulau Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, yang berjarak kurang dari 10 kilometer dari puncak gunung api itu.
Data rekapitulasi tim BNPB diketahui dari jumlah total tersebut tercatat hingga Rabu (1/5) petang sudah ada 3.364 warga yang sudah berhasil evakuasi.
Jadi setidaknya masih ada 5.719 orang yang tertinggal di Pulau Tagulandang yang harus segera dievakuasi menuju posko pengungsian yang antara lain berlokasi di Pulau Siau, Manado, dan Minahasa Utara.
Suharyanto menegaskan saat ini sudah dilakukan penambahan jumlah armada kapal menjadi setidaknya menjadi 11 unit untuk mengangkut sisa korban yang tertinggal tersebut.
Belasan kapal laut yang disiapkan untuk mengangkut para korban itu masing-masing milik Basarnas, Bea Cukai, TNI AL, hingga kapal feri swasta.
Adapun rute penyeberangan ke tempat pengungsian yakni Tagulandang – Manado, Tagulandang – Bitung, Tagulandang – Pahe Siau, Tagulandang- Munte dengan okupansi penumpang 600 - 100 orang sekali angkut.
"Semua ini adalah upaya biar bagaimanapun warga harus digeser keluar demi keselamatan, karena kondisi Gunung Ruang yang belum benar stabil pasca-erupsi fase kedua beberapa hari lalu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024