Keluarga korban kecelakaan maut di jalan turunan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi bus yang digunakan mengangkut rombongan study tour siswa SMK Lingga Kencana, Depok, tak terawat.
"Faktor utama memang saya lihat mobilnya sudah tua banget dan kurang perawatan," ungkap paman korban Robiatul Adawiyah, Robby Kurnia Akbar usai memakamkan keponakannya di Tempat Pemakaman Umat Islam (TPUI), Kota Depok, Minggu.
Ia melihat langsung kondisi bus pariwisata bernopol AD 7524 OG sesaat setelah peristiwa kecelakaan di tempat kejadian. Saat itu ia hendak mencari informasi mengenai kabar keponakannya.
Selain melihat bus yang sudah hancur, Robby juga menyaksikan korban-korban dalam kondisi luka mengenaskan menunggu dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
"Waktu di Subang banyak korban yang lukanya benar-benar tidak enak untuk dilihat, ada yang nangis menjerit," ujarnya.
Meski begitu, ia menyerahkan permasalahan bus yang dinilai tidak layak jalan tersebut kepada pihak yayasan yang mengelola SMK Lingga Kencana.
"Kalau buat ke depan kita kerja sama dengan yayasan melakukan upaya ke PO bus. Saya enggak mau campur urusan bus, biar sekolah yang menangani," kata Robby.
Sebelumnya, sebuah bus pariwisata rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, pada Sabtu (11/5) sekitar pukul 18:45 WIB.
Peristiwa kecelakaan terjadi saat bus yang membawa rombongan pelajar itu melintas dari arah Bandung menuju Subang.
Kemudian ketika melewati jalan menurun, bus itu secara tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyeberangi jalur berlawanan sampai menabrak kendaraan minibus jenis Feroza nopol D 1455 VCD.
Setelah menabrak kendaraan yang ada di jalur berlawanan itu, lalu bus terguling dengan kondisi miring, posisi ban kiri berada di atas, sampai tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.
Di saat tergelincir di jalan yang kondisinya menurun, bus itu terhenti setelah menghantam tiang listrik yang ada di bahu jalan.
Sebanyak 11 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa kecelakaan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Faktor utama memang saya lihat mobilnya sudah tua banget dan kurang perawatan," ungkap paman korban Robiatul Adawiyah, Robby Kurnia Akbar usai memakamkan keponakannya di Tempat Pemakaman Umat Islam (TPUI), Kota Depok, Minggu.
Ia melihat langsung kondisi bus pariwisata bernopol AD 7524 OG sesaat setelah peristiwa kecelakaan di tempat kejadian. Saat itu ia hendak mencari informasi mengenai kabar keponakannya.
Selain melihat bus yang sudah hancur, Robby juga menyaksikan korban-korban dalam kondisi luka mengenaskan menunggu dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
"Waktu di Subang banyak korban yang lukanya benar-benar tidak enak untuk dilihat, ada yang nangis menjerit," ujarnya.
Meski begitu, ia menyerahkan permasalahan bus yang dinilai tidak layak jalan tersebut kepada pihak yayasan yang mengelola SMK Lingga Kencana.
"Kalau buat ke depan kita kerja sama dengan yayasan melakukan upaya ke PO bus. Saya enggak mau campur urusan bus, biar sekolah yang menangani," kata Robby.
Sebelumnya, sebuah bus pariwisata rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, pada Sabtu (11/5) sekitar pukul 18:45 WIB.
Peristiwa kecelakaan terjadi saat bus yang membawa rombongan pelajar itu melintas dari arah Bandung menuju Subang.
Kemudian ketika melewati jalan menurun, bus itu secara tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyeberangi jalur berlawanan sampai menabrak kendaraan minibus jenis Feroza nopol D 1455 VCD.
Setelah menabrak kendaraan yang ada di jalur berlawanan itu, lalu bus terguling dengan kondisi miring, posisi ban kiri berada di atas, sampai tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.
Di saat tergelincir di jalan yang kondisinya menurun, bus itu terhenti setelah menghantam tiang listrik yang ada di bahu jalan.
Sebanyak 11 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa kecelakaan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024