Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak mengingatkan kepada setiap keluarga di Kalimantan Barat untuk menjaga kesehatan para lansia dan balita di tengah kabut asap seperti saat ini, karena dua kondisi tersebut rentan terpapar kabut asap.

"Musim kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia dan balita," kata Dosen Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, dr. Andriani, M. Biomed, di Pontianak, Jumat.

Dirinya mengingatkan keluarga untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah perlindungan khusus bagi lansia dan anak-anak di tengah kondisi udara yang tercemar.

"Kelompok lansia dan balita adalah yang paling rentan terhadap dampak kabut asap. Paparan partikel-partikel berbahaya dari kabut asap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk gangguan pernapasan yang berpotensi menjadi kronis," tuturnya.

Andriani menjelaskan bahwa partikel polutan berukuran sangat kecil, dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer, mampu menembus hingga ke saluran pernapasan terdalam dan bahkan masuk ke aliran darah.

Kondisi ini, menurutnya, dapat memicu penyakit seperti asma, infeksi saluran napas, dan memperburuk kondisi paru-paru yang sudah ada.

"Dalam jangka panjang, peradangan yang terus-menerus akibat paparan partikel ini bisa menyebabkan perubahan pada jaringan epitel yang berpotensi menimbulkan kanker, meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk pembuktiannya," tambahnya.

Selain gangguan pernapasan, Andriani juga menyebutkan bahwa kabut asap dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah, meskipun penelitian terkait hal ini masih menunjukkan hasil yang bervariasi.

"Ada penelitian yang menemukan adanya efek negatif kabut asap terhadap jantung dan pembuluh darah, namun ada juga yang tidak menemukan hubungan signifikan," katanya.

Untuk melindungi lansia dan balita dari dampak kabut asap, Andriani menyarankan agar keluarga mengambil langkah-langkah preventif. Ia menekankan pentingnya menggunakan masker yang efektif dalam menyaring partikel kecil, mengurangi aktivitas di luar ruangan, serta memperbanyak konsumsi air putih.

"Air putih dapat membantu tubuh membuang partikel berbahaya melalui ginjal, sehingga sangat penting bagi kesehatan," tuturnya.

Ia juga menyarankan agar keluarga memperbanyak asupan buah dan sayuran yang kaya antioksidan, serta mempertimbangkan penggunaan suplemen vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh.

"Tips ini penting dilakukan oleh semua kelompok umur, tetapi terutama bagi lansia dan balita yang memiliki risiko paling tinggi," kata Adriani.

Di sisi lain, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat juga mengambil langkah antisipatif dengan mengeluarkan imbauan kepada seluruh SMA/SMK di wilayah tersebut untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Langkah ini diambil guna melindungi kesehatan siswa dan tenaga pendidik dari dampak buruk kabut asap.

"Pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik diimbau untuk menghindari atau mengurangi aktivitas di luar ruangan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar Rita Hastarita.

Imbauan tersebut mencakup beberapa langkah, seperti penggunaan masker, penyiraman air di lingkungan sekolah, dan mempersiapkan

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024