PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berkomitmen akan mempertahankan Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 60 persen dari laba bersih untuk tahun buku 2024 mendatang, seperti yang telah konsisten dilakukan selama lima tahun terakhir.

“Selama lima tahun terakhir, Bank Mandiri telah membagikan dividen yang baik, dimana Dividend Payout Ratio secara konsisten kami bayarkan 60 persen. Tentunya, ke depan kami ingin mempertahankan level tersebut,” ujar Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo dalam Paparan Publik, di Jakarta, Selasa.

Namun, ia menyebut DPR akan terus memperhatikan tingkat permodalan yang optimal, sehingga perseroan bisa mendorong atau mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang sustainable (berkelanjutan).

Ia melanjutkan, upaya ini juga merupakan arahan dari kebijakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang ingin memastikan Bank Mandiri atau bank-bank BUMN lainnya dapat memberikan support berupa pertumbuhan kredit yang sehat dan agresif.

“Namun, tetap dengan koridor kecukupan modal yang baik. Kalau kita lihat di tahun 2024 Bank Mandiri telah membagikan dividen sebesar Rp33 triliun, angka yang sangat besar kepada seluruh pemegang saham kami,” ujar Sigit.

Ke depan, ia menjelaskan bahwa pihaknya akan terus mempertahankan konsistensi kinerja Mandiri Group untuk dapat terus meningkatkan value kepada seluruh stakeholder dan khususnya kepada para pemegang saham.

“Supaya kita bisa memberikan dividen yang baik, dan juga tentu kenaikan harga saham yang baik,” ujar Sigit.

Untuk tahun buku 2023, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 7 Maret 2024, perseroan menetapkan DPR sebesar 60 persen laba bersih tahun 2023 atau senilai Rp33,03 triliun.

Sisanya, sebesar 40 persen dari laba bersih tahun 2023 disepakati sebagai laba ditahan untuk penguatan modal dan pengembangan usaha.

Selama semester I-2024, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih secara konsolidasian senilai Rp26,55 triliun, atau meningkat 5,23 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Peningkatan laba perseroan ditopang oleh kenaikan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melonjak 15,45 persen (yoy) menjadi senilai Rp1,65 triliun, yang mana sebagian besar dana tersebut berasal dari giro dan tabungan, yang terlihat dari rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang mencapai 75,01 persen.

Kinerja positif tersebut juga ditopang oleh meningkatnya total penyaluran kredit yang dilakukan perseroan, termasuk piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dari entitas anak, yang naik 20,46 persen (yoy) menjadi Rp1,53 triliun.

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024