Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) menyampaikan, hingga saat ini total nilai transaksi bruto atau Gross Transaction Value (GTV) aplikasi perbankan Livin’ by Mandiri telah mencapai Rp3.600 triliun.
Sementara untuk nilai transaksi layanan Kopra by Mandiri telah menembus Rp20 ribu triliun.
“Jadi Livin’ by Mandiri ini berkembang sudah sangat luar biasa. Sekarang GTV-nya, Gross Transaction Value kita, annualize tahun ini sudah Rp3.600 triliun. Kopra kita sudah Rp20 ribu triliun lebih. So we are the largest platform. Jadi dengan kata lain, kita menunjang semua untuk solusi perbankan, baik itu di sisi retail, consumer banking,” kata Direktur Techology Information Bank Mandiri Timothy Utama usai peresmian Mandiri Digital Tower di Jakarta, Rabu.
Timothy menjelaskan, Perseroan terus menunjukkan komitmennya untuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi (IT) melalui alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang signifikan.
Ia membeberkan belanja modal Bank Mandiri untuk IT kini telah mencapai 50 persen dari pendapatan berbasis biaya (fee-based income). Hal ini menurutnya, mencerminkan keberlanjutan dalam investasi teknologi, yang menjadi salah satu fondasi utama bagi pertumbuhan bisnis perbankan ke depannya.
“50 persen dari fee-based income bank itu untuk capex IT. Jadi kita bisa sustain untuk maju ke depannya, setiap tahun berinvestasi untuk memang memastikan bahwa capital expenditure untuk IT ini terus berjenjang dan terus berlangsung sustainable,” ujarnya.
Salah satu produk utama yang dihasilkan dari investasi besar di sektor IT ini adalah aplikasi Livin' by Mandiri dengan jumlah pengguna yang kini mencapai hampir 28 juta dan 85 persen di antaranya merupakan pengguna aktif.
Adapun aplikasi perbankan Livin’ by Mandiri hingga semester I 2024 tercatat menembus lebih dari Rp1.883 triliun, atau melonjak 25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Aplikasi itu telah memfasilitasi 1,8 miliar transaksi sehingga menyumbang fee-based income senilai Rp1,18 triliun, atau meningkat 26 persen yoy.
Timothy pun menuturkan bahwa transaksi QRIS pada aplikasi tersebut, yang kini dapat digunakan di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura, meningkat 3,1 kali lipat dibandingkan pada semester I 2023. Sementara itu, transaksi valuta asing (valas) dan investasi meningkat masing-masing sebesar 4,5 kali lipat dan 2,7 kali lipat.