Amerika Serikat tidak berencana memberlakukan kewajiban vaksinasi atau pembatasan lain bagi pelancong asal Afrika akibat wabah mpox (cacar monyet), kata pejabat setempat.

"AS saat ini tidak berencana memberlakukan pembatasan perjalanan bagi orang-orang yang bepergian dari Afrika. Itu hanya rumor," kata Koordinator AIDS Global Departemen Luar Negeri AS sekaligus Pejabat Senior Keamanan dan Diplomasi Kesehatan Global, John Nkengasong pada Senin.

Nkengasong menunjukkan bahwa AS berkomitmen untuk bermitra dengan Republik Demokratik Kongo (DRC), yang menjadi episentrum wabah, dan negara-negara lain dalam memerangi penyakit tersebut.

"Pemerintah AS berencana untuk terus mempererat kemitraan dan kolaborasi dalam mendukung DRC dan negara-negara tetangga," katanya.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Agustus lalu telah menyatakan wabah mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Mpox, atau dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit menular langka yang juga dapat ditularkan antar manusia.

Biasanya, penyakit ini ringan dan kebanyakan orang sembuh dalam beberapa pekan, namun pada sebagian orang mungkin bisa juga mengalami komplikasi.

Gejala awal mpox meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembesaran kelenjar getah bening, menggigil, dan kelelahan. Ruam juga dapat muncul, biasanya dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Sumber: Sputnik-OANA




 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024