Pontianak (ANTARA) - RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), mulai melakukan edukasi masyarakat yang berada di rumah sakit untuk mengenal dan mencegah cacar monyet yang disebabkan oleh virus Monkey Pox (Mpox).
"Edukasi ini penting agar masyarakat paham dan bisa mencegahnya. Penyakit ini adalah zoonosis yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini menular dari manusia ke manusia," ujar Penyuluh Kesehatan RSUD SSMA Pontianak Nihayatus Solikhah di Pontianak, Selasa.
Dalam kegiatan edukasi, ia memaparkan bahwa gejala yang muncul biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, nyeri punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak, dan selangkangan), serta ruam atau lesi kulit.
"Ruam pada kulit berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok," jelasnya.
Nihayatus menambahkan gejala seperti ini biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu dan biasanya sembuh sendiri, meski demikian pada beberapa orang dapat menyebabkan komplikasi medis bahkan kematian.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melindungi diri dan membatasi kontak langsung ke kulit dengan orang sakit cacar monyet, misalnya menghindari hubungan seksual atau perilaku seksual berisiko dengan orang yang terinfeksi Mpox , hindari droplet yang menular melalui percikan air liur orang sakit Mpox, dan hindari bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi virus dari orang yang sakit cacar monyet.
“Selain itu cuci tangan setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi virus Mpox, konsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar dan matang, serta pemberian vaksin bagi kelompok berisiko, dapat menjadi langkah pencegahan terkena virus Mpox," jelas dia.