Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris kemungkinan besar tidak akan mendapatkan dukungan dari pemilih pedesaan di negara bagian penting Pennsylvania, kata sejarawan dan analis politik berbasis di Pennsylvania, Paul Gottfried, kepada Sputnik.
Situs berita Axios melaporkan pada Selasa (24/9) bahwa kampanye Harris secara khusus berupaya menarik pemilih Republik di daerah pedesaan Pennsylvania, selain memaksimalkan jumlah pemilih Demokrat di Philadelphia dan Pittsburgh.
Kampanye itu meluncurkan video iklan khusus yang menampilkan dua mantan pemilih Trump serta acara-acara yang melibatkan pejabat Republik, baik yang masih menjabat maupun yang sudah tidak aktif.
"Upaya Harris untuk memenangkan pemilih pedesaan di negara bagian saya kemungkinan besar tidak akan berhasil. Sebagian besar penduduk di sini sangat membenci partai Kamala, kebijakan ekonominya, dan 'ideologi progresif'-nya," kata Gottfried, yang juga pemimpin redaksi "Chronicles: A Magazine of American Culture" .
"Penolakannya yang terbukti sejak lama terhadap metode pengeboran untuk mengekstraksi minyak dan gas alam dari lapisan batuan di bawah tanah (fracking) dan bahan bakar fosil secara umum, kemungkinan akan membuatnya kehilangan banyak suara di Pennsylvania bagian barat, di luar wilayah metropolitan Pittsburgh,".
"Saya tidak akan terkejut jika penolakan besar-besaran dari pedesaan ini menyebabkan Harris kalah di Pennsylvania dalam pemilihan presiden," ujar Gottfried, yang juga profesor emeritus humaniora di Elizabethtown College.
Menurut agregator data jajak pendapat Real Clear Politics, Harris unggul 2,1 persen atas mantan Presiden AS Donald Trump secara nasional pada 10 September.
Dengan hanya enam minggu tersisa sebelum pemungutan suara pada 5 November, kedua kandidat berada dalam posisi imbang di setiap negara bagian kunci, termasuk Pennsylvania, di mana Harris unggul 0,6 persen.
Sumber: Sputnik-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024