Kementerian Agama (Kemenag) RI menyebutkan, bahwa Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) merupakan upaya membangun Indonesia maju lewat perspektif keluarga.
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Cecep Khairul Anwar mengatakan, Indonesia sedang mengalami peningkatan stunting (kekerdilan), perceraian, dan pernikahan dini.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Perlu sentuhan-sentuhan semua stakeholder untuk melakukan penguatan ketahanan keluarga, sehingga Indonesia bisa menyongsong Indonesia emas," kata Cecep ketika meluncurkan GKMNU, di Medan, Senin.
Pihaknya mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Kemudian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk melakukan kerjasama membangun Indonesia, terutama dari perspektif keluarga.
Kemudian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk melakukan kerjasama membangun Indonesia, terutama dari perspektif keluarga.
"Kami memahami pengentasan ataupun penguatan ketahanan nasional berbasis keluarga dapat dilakukan dengan kerja sama PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Optimis, ketahanan keluarga Indonesia akan semakin kokoh," tegasnya.
Cecep juga mengungkapkan, PBNU merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki basis hingga ke akar rumput.
Kementerian Agama bersama Nahdlatul Ulama pada 2023 telah melaksanakan gerakan keluarga maslahat dengan menyentuh sebanyak 1.031.000 keluarga untuk penguatan ketahanan nasional.
"Atas nama pemerintah, kami sangat berterima kasih kepada PBNU yang sudah bekerja sama dengan Kementerian Agama menjalankan gerakan keluarga maslahat membangun Indonesia yang lebih maju," tutur Cecep.
Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni mengaku, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama gencar merealisasikan gerakan keluarga maslahat dengan meluncurkan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama.
"NU tidak terbiasa bergerak secara bersama-sama, PBNU harus membentuk struktur satgas GKMNU mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah dan kader keluarga maslahat," jelas dia.
"NU tidak terbiasa bergerak secara bersama-sama, PBNU harus membentuk struktur satgas GKMNU mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah dan kader keluarga maslahat," jelas dia.
Pihaknya menyebut, program keluarga maslahat telah bekerja sama dengan Kementerian Agama RI sejak 2023, dan segera berjalan di Sumatera Utara dengan Ketua Satgas Nasional GKMNU Yaqut Cholil Qoumas.
"Ini adalah riayatul ummah (membimbing umat), yang telah menjadi salah satu tugas keulamaan. Tugas sehari-hari ulama adalah meladeni, melayani, peduli kebutuhan dan masalah yang dihadapi umat," ucap Amin di hadapan seribuan undangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024