Sepulang sekolah dan selesai makan, Arif segera mengganti seragam sekolahnya. Dia bergegas ke belakang rumah mengambil layangan dan gelondongan benang yang tergantung di dinding belakang rumah.
Tanpa pamit kepada orang tuanya, kemudian lari menuju jembatan beton ukuran 3 x 10 meter yang menghubungkan jalan Desa Punggur Kecil menuju Parit Tembakol tempatnya tinggal. Tepat persis di depan jembatan terdapat persawahan, di sana sudah menunggu belasan anak seusia Arif yang sebagian sudah menaikkan layangannya, mengudara seolah menjejak awan.
Di seberang parit, tak jauh dari tempat Arif dan teman-temannya bermain layangan, terlihat sekumpulan anak perempuan yang bersenda gurau di bawah pohon, bermain lompat karet dan beberapa permainan tradisional lainnya. Mereka bermain dengan riang gembira, dan sering sampai lupa waktu.
Menjelang Magrib, beberapa orang tua mulai berteriak memanggil nama anak mereka, bahkan ada yang membawa sebatang rotan yang ditujukan untuk menggertak anak-anak agar segera pulang ke rumah masing-masing, di mana pemandangan tersebut rutin terlihat setiap harinya.
Terlebih, berdasarkan data dari Pemerintah Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kalimantan Barat, desa ini menghadapi beragam tantangan dalam pendidikan warganya. Dari total populasi 2.135 jiwa, dengan komposisi 1.078 laki-laki dan 1.057 perempuan, jumlah masyarakat yang tidak tamat SD sebanyak 87 orang, kemudian yang tamat SD/Sederajat 309 orang, tamat SLTP/Sederajat 901 orang, tmat SLTA/Sederajat 81 orang dan tamat Akademi/Perguruan Tinggi hanya 6 orang.
Kondisi tersebut disebabkan fasilitas pendidikan yang terbatas, di mana banyak anak belajar di luar ruangan karena kurangnya ruang kelas yang kurang memadai. Ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap infrastruktur pendidikan di desa tersebut.
Belum lagi permasalahan Ekonomi, di mana faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat pendidikan, dengan banyak anak putus sekolah karena kesulitan finansial keluarga, hal ini yang menjadi tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat secara keseluruhan di Desa Punggur Kecil.
Kehadiran Rumah Pintar Punggur Cerdas (RPPC)
Untuk mengatasi kondisi tersebut, sekitar akhir tahun 2018, Umilia Husna, gadis kelahiran Desa Tanjung Saleh 09 September 1995, yang baru saja menyelesaikan pendidikan S1-nya di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak merasa terpanggil dan menginisiasi Rumah Pintar Punggur Cerdas yang menawarkan pembelajaran di alam terbuka bagi anak-anak di sana. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan minat belajar dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat di sana.
Saat ini, Rumah Pintar Punggur Cerdas, telah menjadi pusat gerakan sosial pendidikan yang berdiri atas keresahan masyarakat akan pendidikan anak-anak di desa yang kurang mendapatkan bimbingan akademik.
Menurut Umilia, pendirian Rumah Pintar Punggur Cerdas bermula dari kepeduliannya terhadap kebiasaan anak-anak desa yang lebih banyak bermain hingga larut malam setelah pulang sekolah. Ia merasa kondisi tersebut menjadi masalah besar yang harus diatasi agar anak-anak memiliki motivasi untuk belajar dan berkembang.
"Ini berawal dari keluhan orang tua tentang capaian akademik anak-anak mereka dan keinginan saya untuk membantu mereka melalui kegiatan belajar tambahan," katanya.
Atas kondisi tersebut, Umilia memutuskan membuka bimbingan belajar ini sebagai bagian dari pengabdiannya kepada desa dan sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Meskipun memulai dengan keterbatasan fasilitas seperti papan tulis yang diganti dengan kertas yang ditempel di dinding, dan ruangan belajar yang terbatas di ruang tamu, teras, bahkan dapur rumah, minimnya koleksi buku dan keterbatasan lainnya, Umilia tetap bersemangat menjalankan program ini.
Dia menyebutkan bahwa nama "Rumah Pintar Punggur Cerdas" bukan sekadar julukan biasa, tetapi juga membawa makna yang mendalam sebagai doa. Harapannya, program dan kegiatan yang akan dijalankan tidak hanya membantu masyarakat menjadi cerdas dalam aspek duniawi, tetapi juga bijaksana dari sisi spiritual.
"Branding nama 'Punggur Cerdas' ini juga bertujuan untuk mengubah citra Desa Punggur yang selama ini sering diidentikkan dengan buah seperti langsat atau durian. Kami ingin menghilangkan stigma itu dan menunjukkan bahwa Punggur bisa dikenal melalui literasi dan berbagai kegiatan edukatif yang melahirkan karya-karya luar biasa," kata Umilia.
Lebih lanjut, Umilia menjelaskan bahwa pengelolaan TBM ini awalnya didukung oleh Komunitas Pemuda Membangun Desa. Di mana pada 2019, SDM kami sempat berkurang, namun pada 2020 kami mulai menginisiasi kegiatan di Bulan Ramadan meski saat itu masa pandemi. Kegiatan tersebut membuat para pemuda Desa Punggur Kecil semakin aktif berpartisipasi hingga sekarang.
Sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat, Rumah Pintar Punggur Cerdas juga mengadakan berbagai aktivitas lain seperti tempat mengaji, bimbingan belajar, dan kegiatan sosial lainnya. Berkat bantuan para relawan, Rumah Pintar Punggur Cerdas selalu dipenuhi dengan kegiatan yang menarik dan inovatif setiap harinya. Kampung Literasi Kemendikbudristek
Atas kegigihannya tersebut, pada tahun 2022, Taman Bacaan Masyarakat Rumah Pintar Punggur Cerdas Kabupaten Kubu Raya menjadi satu-satunya TBM di Kalimantan Barat yang diberi kepercayaan menjadi Kampung Literasi di Kalbar, oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
"Alhamdulillah, kita tentu sangat bersyukur dan bangga karena diberikan kepercayaan olek Kemendikbudristek RI untuk menjadikan Rumah Pintar Punggur Cedas di Desa Punggur Kecil ini sebagai Kampung Literasi. Tentunya ini menjadi suatu kebanggaan bagi kita karena Desa Punggur Kecil di Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya ini menjadi Kampung Literasi pertama di Kalbar," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Povinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita.
Di ketahui, Kampung Literasi adalah salah satu program diselenggarakan Direktorat PMPK Kemendikbudristek untuk meningkatkan minat baca di masyarakat dengan memberikan layanan pengetahuan, informasi, dan keterampilan kepada masyarakat sehingga memiliki kecakapan dan wawasan yang luas serta keterampilan yang memadai. Pada 2021, Kampung Literasi akan diselenggarakan di 31 lokasi PKBM/TBM di seluruh Indonesia.
Menurut Rita, TBM Rumah Pintar Punggur Cerdas ini tentu menjadi kesempatan emas, sangat baik dan tentunya juga tanggung jawab yang besar bagi pengelolanya. Dalam upaya meningkatkan kegiatan literasi dan mengoptimalkan peran TBM serta momentum untuk membawa Desa Punggur dan Kabupaten Kubu Raya lebih dikenal di tingkat nasional.
Dalam pelaksanaan Kampung Literasi juga menyediakan layanan berupa buku dan nonbuku di TBM, pojok baca, atau sejenisnya, serta mengembangkan minimal menerapkan tiga literasi dasar guna mewujudkan masyarakat yang literat dan masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
Tidak semua PKBM/TBM bisa menyelenggarakan kegiatan Kampung Literasi. Selain karena faktor anggaran yang terbatas juga tentunya diperlukan kompetensi pengelola yang baik, mumpuni, serta pertimbangan, penilaian, dan seleksi yang ketat.
"Pengetahuan pengelola, keterampilan, rekam jejak, motivasi, keteladanan, kepemimpinan, serta manajemen menjadi beberapa hal yang menjadi pertimbangan, karena tentunya pelaksanaan KL tidak hanya saat pelaksanaannya saja. Namun, bagaimana dampaknya di masyarakat dan keberlanjutannya," kata Rita.
Berkat kegigihan Umilia dalam meningkatkan literasi masyarakat yang juga di bantu sejumlah relawan, begitu banyak pihak yang melirik Rumah Pintar Punggur Cerdas. Baik sebagai tempat studi banding, pusat penelitian literasi, kolaborasi kegiatan literasi, hingga menjadi tempat magang sejumlah mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Pontianak.
Saat ini, Rumah Pintar Punggur Cerdas juga berkolaborasi bersama Rumah Zakat Pontianak dalam pengembangan kemampuan wirausaha pemuda setempat dan mendirikan sebuah konveksi mini pertama di desa tersebut.
Taman Edukasi Masyarakat (Emas) Pertamina
Community Development Officer Pertamina DPPU Supadio, Reza Fardiansyah Putra Dinata, menyampaikan bahwa Punggur Kecil dipilih sebagai wilayah penerima manfaat program pemberdayaan sosial Pertamina, dengan lucus sasaran program tersebut adalah Rumah Pintar unggur Cerdas karena di nilai memiliki kekuatan lokal yang signifikan, termasuk figur lokal hero, Umilia HUsna, yang konsisten mengembangkan fasilitas edukasi di wilayah tersebut.
Reza mengatakan, pihaknya memilih Punggur Kecil bukan hanya karena aspek masalah, tetapi juga kekuatan komunitasnya. Umilia, sebagai tokoh lokal, telah membangun pusat belajar dan mengumpulkan ribuan buku hingga memiliki perpustakaan digital, dan Pertamina DPPU Supadio memberikan dukungan melalui program CSR dengan pembangunan infrastruktur yang konsisten mulai dari tahun 2022 hingga tahun 2026 mendatang.
Reza menjelaskan, Pertamina mengapresiasi potensi sosial wilayah ini yang telah menunjukkan modal sosial tinggi dengan praktik gotong royong. Hal ini bisa dilihat dengan pemberian Stimulus awal sebesar Rp80 juta untuk membangun bangunan fisik Taman Emas Pertamina yang menjadi fasilitas dasar pengembangan literasi masyarakat disana, di mana dengan dana tersebut bisa terbangun bangunan yang bagus dengan luas 80 meter persegi, berkat kontribusi warga yang rela bekerja tanpa dibayar sehingga bisa memangkas jasa tukang.
"Kondisi sosial seperti ini penting bagi kami dalam melihat keberlanjutan program Taman Emas Pertamina di Rumah Pintar Punggur Cerdas ini," katanya.
Sejak program ini dimulai tiga tahun lalu, Pertamina juga mengadakan inisiatif "Taman Mas Goes to School" untuk memperluas akses pendidikan di Punggur Kecil dan sekitarnya. Program ini mengajak siswa sekolah setempat menjadi relawan pendidikan, serta menghadirkan kegiatan literasi lingkungan melalui "Green Literation," yang mengajarkan anak-anak pentingnya pengelolaan sampah.
Di katakan Reza dengan Program Green Literation ini, setiap Jumat, anak-anak mengikuti bimbingan belajar dengan cara membayar menggunakan sampah, di mana hal ini melatih mereka dalam pengelolaan lingkungan sejak dini. "Inisiatif ini sangat penting mengingat tidak adanya fasilitas TPA di Punggur Kecil," kata Reza.
Selain itu, Pertamina turut mengembangkan kapasitas relawan setempat melalui pelatihan tata kelola proyek komunitas yang diadakan hingga ke Singkawang, di mana dalam program ini melibatkan pakar pendidikan nasional.
"Tujuannya agar relawan bisa menjalankan program mandiri dan dapat mereplikasi program Taman Emas di wilayah lain," katanya.
Reza menegaskan, program ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Pertamina dalam mendukung keberlanjutan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, yang kini sudah diperluas ke Desa Sido Mulyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Tanpa pamit kepada orang tuanya, kemudian lari menuju jembatan beton ukuran 3 x 10 meter yang menghubungkan jalan Desa Punggur Kecil menuju Parit Tembakol tempatnya tinggal. Tepat persis di depan jembatan terdapat persawahan, di sana sudah menunggu belasan anak seusia Arif yang sebagian sudah menaikkan layangannya, mengudara seolah menjejak awan.
Di seberang parit, tak jauh dari tempat Arif dan teman-temannya bermain layangan, terlihat sekumpulan anak perempuan yang bersenda gurau di bawah pohon, bermain lompat karet dan beberapa permainan tradisional lainnya. Mereka bermain dengan riang gembira, dan sering sampai lupa waktu.
Menjelang Magrib, beberapa orang tua mulai berteriak memanggil nama anak mereka, bahkan ada yang membawa sebatang rotan yang ditujukan untuk menggertak anak-anak agar segera pulang ke rumah masing-masing, di mana pemandangan tersebut rutin terlihat setiap harinya.
Terlebih, berdasarkan data dari Pemerintah Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kalimantan Barat, desa ini menghadapi beragam tantangan dalam pendidikan warganya. Dari total populasi 2.135 jiwa, dengan komposisi 1.078 laki-laki dan 1.057 perempuan, jumlah masyarakat yang tidak tamat SD sebanyak 87 orang, kemudian yang tamat SD/Sederajat 309 orang, tamat SLTP/Sederajat 901 orang, tmat SLTA/Sederajat 81 orang dan tamat Akademi/Perguruan Tinggi hanya 6 orang.
Kondisi tersebut disebabkan fasilitas pendidikan yang terbatas, di mana banyak anak belajar di luar ruangan karena kurangnya ruang kelas yang kurang memadai. Ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap infrastruktur pendidikan di desa tersebut.
Belum lagi permasalahan Ekonomi, di mana faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat pendidikan, dengan banyak anak putus sekolah karena kesulitan finansial keluarga, hal ini yang menjadi tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat secara keseluruhan di Desa Punggur Kecil.
Kehadiran Rumah Pintar Punggur Cerdas (RPPC)
Untuk mengatasi kondisi tersebut, sekitar akhir tahun 2018, Umilia Husna, gadis kelahiran Desa Tanjung Saleh 09 September 1995, yang baru saja menyelesaikan pendidikan S1-nya di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak merasa terpanggil dan menginisiasi Rumah Pintar Punggur Cerdas yang menawarkan pembelajaran di alam terbuka bagi anak-anak di sana. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan minat belajar dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat di sana.
Saat ini, Rumah Pintar Punggur Cerdas, telah menjadi pusat gerakan sosial pendidikan yang berdiri atas keresahan masyarakat akan pendidikan anak-anak di desa yang kurang mendapatkan bimbingan akademik.
Menurut Umilia, pendirian Rumah Pintar Punggur Cerdas bermula dari kepeduliannya terhadap kebiasaan anak-anak desa yang lebih banyak bermain hingga larut malam setelah pulang sekolah. Ia merasa kondisi tersebut menjadi masalah besar yang harus diatasi agar anak-anak memiliki motivasi untuk belajar dan berkembang.
"Ini berawal dari keluhan orang tua tentang capaian akademik anak-anak mereka dan keinginan saya untuk membantu mereka melalui kegiatan belajar tambahan," katanya.
Atas kondisi tersebut, Umilia memutuskan membuka bimbingan belajar ini sebagai bagian dari pengabdiannya kepada desa dan sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Meskipun memulai dengan keterbatasan fasilitas seperti papan tulis yang diganti dengan kertas yang ditempel di dinding, dan ruangan belajar yang terbatas di ruang tamu, teras, bahkan dapur rumah, minimnya koleksi buku dan keterbatasan lainnya, Umilia tetap bersemangat menjalankan program ini.
Dia menyebutkan bahwa nama "Rumah Pintar Punggur Cerdas" bukan sekadar julukan biasa, tetapi juga membawa makna yang mendalam sebagai doa. Harapannya, program dan kegiatan yang akan dijalankan tidak hanya membantu masyarakat menjadi cerdas dalam aspek duniawi, tetapi juga bijaksana dari sisi spiritual.
"Branding nama 'Punggur Cerdas' ini juga bertujuan untuk mengubah citra Desa Punggur yang selama ini sering diidentikkan dengan buah seperti langsat atau durian. Kami ingin menghilangkan stigma itu dan menunjukkan bahwa Punggur bisa dikenal melalui literasi dan berbagai kegiatan edukatif yang melahirkan karya-karya luar biasa," kata Umilia.
Lebih lanjut, Umilia menjelaskan bahwa pengelolaan TBM ini awalnya didukung oleh Komunitas Pemuda Membangun Desa. Di mana pada 2019, SDM kami sempat berkurang, namun pada 2020 kami mulai menginisiasi kegiatan di Bulan Ramadan meski saat itu masa pandemi. Kegiatan tersebut membuat para pemuda Desa Punggur Kecil semakin aktif berpartisipasi hingga sekarang.
Sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat, Rumah Pintar Punggur Cerdas juga mengadakan berbagai aktivitas lain seperti tempat mengaji, bimbingan belajar, dan kegiatan sosial lainnya. Berkat bantuan para relawan, Rumah Pintar Punggur Cerdas selalu dipenuhi dengan kegiatan yang menarik dan inovatif setiap harinya. Kampung Literasi Kemendikbudristek
Atas kegigihannya tersebut, pada tahun 2022, Taman Bacaan Masyarakat Rumah Pintar Punggur Cerdas Kabupaten Kubu Raya menjadi satu-satunya TBM di Kalimantan Barat yang diberi kepercayaan menjadi Kampung Literasi di Kalbar, oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
"Alhamdulillah, kita tentu sangat bersyukur dan bangga karena diberikan kepercayaan olek Kemendikbudristek RI untuk menjadikan Rumah Pintar Punggur Cedas di Desa Punggur Kecil ini sebagai Kampung Literasi. Tentunya ini menjadi suatu kebanggaan bagi kita karena Desa Punggur Kecil di Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya ini menjadi Kampung Literasi pertama di Kalbar," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Povinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita.
Di ketahui, Kampung Literasi adalah salah satu program diselenggarakan Direktorat PMPK Kemendikbudristek untuk meningkatkan minat baca di masyarakat dengan memberikan layanan pengetahuan, informasi, dan keterampilan kepada masyarakat sehingga memiliki kecakapan dan wawasan yang luas serta keterampilan yang memadai. Pada 2021, Kampung Literasi akan diselenggarakan di 31 lokasi PKBM/TBM di seluruh Indonesia.
Menurut Rita, TBM Rumah Pintar Punggur Cerdas ini tentu menjadi kesempatan emas, sangat baik dan tentunya juga tanggung jawab yang besar bagi pengelolanya. Dalam upaya meningkatkan kegiatan literasi dan mengoptimalkan peran TBM serta momentum untuk membawa Desa Punggur dan Kabupaten Kubu Raya lebih dikenal di tingkat nasional.
Dalam pelaksanaan Kampung Literasi juga menyediakan layanan berupa buku dan nonbuku di TBM, pojok baca, atau sejenisnya, serta mengembangkan minimal menerapkan tiga literasi dasar guna mewujudkan masyarakat yang literat dan masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
Tidak semua PKBM/TBM bisa menyelenggarakan kegiatan Kampung Literasi. Selain karena faktor anggaran yang terbatas juga tentunya diperlukan kompetensi pengelola yang baik, mumpuni, serta pertimbangan, penilaian, dan seleksi yang ketat.
"Pengetahuan pengelola, keterampilan, rekam jejak, motivasi, keteladanan, kepemimpinan, serta manajemen menjadi beberapa hal yang menjadi pertimbangan, karena tentunya pelaksanaan KL tidak hanya saat pelaksanaannya saja. Namun, bagaimana dampaknya di masyarakat dan keberlanjutannya," kata Rita.
Berkat kegigihan Umilia dalam meningkatkan literasi masyarakat yang juga di bantu sejumlah relawan, begitu banyak pihak yang melirik Rumah Pintar Punggur Cerdas. Baik sebagai tempat studi banding, pusat penelitian literasi, kolaborasi kegiatan literasi, hingga menjadi tempat magang sejumlah mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Pontianak.
Saat ini, Rumah Pintar Punggur Cerdas juga berkolaborasi bersama Rumah Zakat Pontianak dalam pengembangan kemampuan wirausaha pemuda setempat dan mendirikan sebuah konveksi mini pertama di desa tersebut.
Taman Edukasi Masyarakat (Emas) Pertamina
Community Development Officer Pertamina DPPU Supadio, Reza Fardiansyah Putra Dinata, menyampaikan bahwa Punggur Kecil dipilih sebagai wilayah penerima manfaat program pemberdayaan sosial Pertamina, dengan lucus sasaran program tersebut adalah Rumah Pintar unggur Cerdas karena di nilai memiliki kekuatan lokal yang signifikan, termasuk figur lokal hero, Umilia HUsna, yang konsisten mengembangkan fasilitas edukasi di wilayah tersebut.
Reza mengatakan, pihaknya memilih Punggur Kecil bukan hanya karena aspek masalah, tetapi juga kekuatan komunitasnya. Umilia, sebagai tokoh lokal, telah membangun pusat belajar dan mengumpulkan ribuan buku hingga memiliki perpustakaan digital, dan Pertamina DPPU Supadio memberikan dukungan melalui program CSR dengan pembangunan infrastruktur yang konsisten mulai dari tahun 2022 hingga tahun 2026 mendatang.
Reza menjelaskan, Pertamina mengapresiasi potensi sosial wilayah ini yang telah menunjukkan modal sosial tinggi dengan praktik gotong royong. Hal ini bisa dilihat dengan pemberian Stimulus awal sebesar Rp80 juta untuk membangun bangunan fisik Taman Emas Pertamina yang menjadi fasilitas dasar pengembangan literasi masyarakat disana, di mana dengan dana tersebut bisa terbangun bangunan yang bagus dengan luas 80 meter persegi, berkat kontribusi warga yang rela bekerja tanpa dibayar sehingga bisa memangkas jasa tukang.
"Kondisi sosial seperti ini penting bagi kami dalam melihat keberlanjutan program Taman Emas Pertamina di Rumah Pintar Punggur Cerdas ini," katanya.
Sejak program ini dimulai tiga tahun lalu, Pertamina juga mengadakan inisiatif "Taman Mas Goes to School" untuk memperluas akses pendidikan di Punggur Kecil dan sekitarnya. Program ini mengajak siswa sekolah setempat menjadi relawan pendidikan, serta menghadirkan kegiatan literasi lingkungan melalui "Green Literation," yang mengajarkan anak-anak pentingnya pengelolaan sampah.
Di katakan Reza dengan Program Green Literation ini, setiap Jumat, anak-anak mengikuti bimbingan belajar dengan cara membayar menggunakan sampah, di mana hal ini melatih mereka dalam pengelolaan lingkungan sejak dini. "Inisiatif ini sangat penting mengingat tidak adanya fasilitas TPA di Punggur Kecil," kata Reza.
Selain itu, Pertamina turut mengembangkan kapasitas relawan setempat melalui pelatihan tata kelola proyek komunitas yang diadakan hingga ke Singkawang, di mana dalam program ini melibatkan pakar pendidikan nasional.
"Tujuannya agar relawan bisa menjalankan program mandiri dan dapat mereplikasi program Taman Emas di wilayah lain," katanya.
Reza menegaskan, program ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Pertamina dalam mendukung keberlanjutan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, yang kini sudah diperluas ke Desa Sido Mulyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024