Dinas Kesehatan Kubu Raya Kalimantan Barat mengatasi penyebaran Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang meningkat 566 kasus selama Oktober 2024 dengan mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker.
"Kita sudah bersurat ke puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ISPA ini terutama mengecek persediaan obat-obatan dan bahan medis habis pakai," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kubu Raya, Wan Iwansyah di Kubu Raya, Kamis.
Berdasarkan data Dinkes Kubu Raya, kasus ISPA pada Oktober ini ada di angka 4.484, sedangkan pada bulan September 3.918. Catatan ini juga menjadi yang tertinggi selama 10 bulan terakhir pada tahun 2024 setelah sebelumnya pada Mei tercatat 4.116 kasus.
Sesuai data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) konsentrasi partikulat (PM 10) di Kubu Raya pada Kamis (31/10) pada pukul 09.00 masuk ke dalam kategori tidak sehat atau di angka 87 µgram/m3.
Sementara berdasarkan data terakhir yang diupdate di www.bmkg.go.id pukul 13.00 WIB kualitas udara di Kubu Raya memasuki kategori sedang di angka 23.90 µgram/m3.
"Jika persediaan menipis kita minta puskesmas segera melapor dan lebih gencar melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit akibat cuaca tidak sehat dan kabur asap ini," kata dia.
Di antaranya adalah dengan menggunakan masker saat berkegiatan luar ruangan. Memperbanyak asupan air putih, menjaga ruangan selalu tertutup, melindungi air minum dan makanan dari paparan asap.
"Kabut asap mengandung partikel berbahaya yang dapat menempel pada minuman dan makanan. Bila tertelan, ditakutkan akan memicu peradangan pada sistem pencernaan, mulai dari mulut, tenggorokan, bahkan lambung," ujarnya.
Selain itu kata Wan, tentu dengan menerapkan perilaku hidup sehat bersih (PHBS) dengan konsumsi makan makanan bergizi dan istirahat cukup. Kemudian mencuci bahan makanan konsumsi atau olah serta melakukan konsultasi dengan dokter.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Kita sudah bersurat ke puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ISPA ini terutama mengecek persediaan obat-obatan dan bahan medis habis pakai," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kubu Raya, Wan Iwansyah di Kubu Raya, Kamis.
Berdasarkan data Dinkes Kubu Raya, kasus ISPA pada Oktober ini ada di angka 4.484, sedangkan pada bulan September 3.918. Catatan ini juga menjadi yang tertinggi selama 10 bulan terakhir pada tahun 2024 setelah sebelumnya pada Mei tercatat 4.116 kasus.
Sesuai data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) konsentrasi partikulat (PM 10) di Kubu Raya pada Kamis (31/10) pada pukul 09.00 masuk ke dalam kategori tidak sehat atau di angka 87 µgram/m3.
Sementara berdasarkan data terakhir yang diupdate di www.bmkg.go.id pukul 13.00 WIB kualitas udara di Kubu Raya memasuki kategori sedang di angka 23.90 µgram/m3.
"Jika persediaan menipis kita minta puskesmas segera melapor dan lebih gencar melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit akibat cuaca tidak sehat dan kabur asap ini," kata dia.
Di antaranya adalah dengan menggunakan masker saat berkegiatan luar ruangan. Memperbanyak asupan air putih, menjaga ruangan selalu tertutup, melindungi air minum dan makanan dari paparan asap.
"Kabut asap mengandung partikel berbahaya yang dapat menempel pada minuman dan makanan. Bila tertelan, ditakutkan akan memicu peradangan pada sistem pencernaan, mulai dari mulut, tenggorokan, bahkan lambung," ujarnya.
Selain itu kata Wan, tentu dengan menerapkan perilaku hidup sehat bersih (PHBS) dengan konsumsi makan makanan bergizi dan istirahat cukup. Kemudian mencuci bahan makanan konsumsi atau olah serta melakukan konsultasi dengan dokter.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024