PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp16,97 triliun per Oktober 2024.
Kontrak tersebut mayoritas berasal dari proyek infrastruktur dan gedung yang mencakup 39,75 persen dari keseluruhan kontrak baru.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya di Jakarta, Kamis, menilai capaian itu mencerminkan fokus perusahaan pada sektor strategis untuk mendukung pembangunan nasional.
“Memang secara mayoritas itu adalah proyek-proyek infrastruktur dan gedung, kemudian juga didominasi oleh perolehan kontrak baru dari sisi industri penunjang konstruksi yang dimiliki oleh WIKA, yaitu WIKA Beton dan WIKA Gedung,” ujar Mahendra dalam Paparan Publik WIKA di Jakarta, Kamis.
Secara rinci, dari total nilai kontrak baru, segmen infrastruktur dan gedung menyumbang 39,75 persen, diikuti oleh segmen industri (32,84 persen), realti dan properti (14,18 persen), serta energi dan industrial plant (13,22 persen).
Berdasarkan kepemilikan proyek, kontrak yang diperoleh WIKA berasal dari berbagai pihak yang didominasi swasta (44,21 persen), pemerintah (31,44 persen), BUMN (23,92 persen) dan investasi (0,43 persen).
“Secara majority pemberi kerja yang saat ini didapatkan oleh WIKA itu masih berasal dari pemberi kerja pemerintah dan BUMN, sementara sebagian lain juga berasal dari swasta, khususnya kontrak-kontrak baru yang didapatkan oleh anak usaha kami, WIKA Beton dan juga WIKA Rekayasa Konstruksi (Rekon),” jelas Mahendra.
Selain kontrak baru, nilai total kontrak dihadapi (order book) WIKA hingga 31 Oktober 2024 mencapai Rp60,99 triliun. Dominasi masih berada pada segmen infrastruktur dan gedung sebesar 68,04 persen, diikuti oleh segmen industri (14,41 persen), energi dan industrial plant (12,49 persen), serta realti dan properti (5,07 persen).
"Jadi memang sesuai dengan refocusing bisnis WIKA saat ini dan sesuai juga dengan langkah transformasi WIKA, saat ini memang perkuatan fundamental WIKA banyak mengarah ke proyek-proyek infrastruktur dan gedung yang kebanyakan dimiliki oleh pemerintah dan BUMN," terang Mahendra.
Adapun hingga Oktober 2024, WIKA tengah mengerjakan 74 proyek berjalan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sebanyak 38 proyek di antaranya merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan jalan tol, bendungan, dan fasilitas energi.
Selain itu, WIKA juga terlibat dalam tujuh proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menjadi program prioritas pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Kontrak tersebut mayoritas berasal dari proyek infrastruktur dan gedung yang mencakup 39,75 persen dari keseluruhan kontrak baru.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya di Jakarta, Kamis, menilai capaian itu mencerminkan fokus perusahaan pada sektor strategis untuk mendukung pembangunan nasional.
“Memang secara mayoritas itu adalah proyek-proyek infrastruktur dan gedung, kemudian juga didominasi oleh perolehan kontrak baru dari sisi industri penunjang konstruksi yang dimiliki oleh WIKA, yaitu WIKA Beton dan WIKA Gedung,” ujar Mahendra dalam Paparan Publik WIKA di Jakarta, Kamis.
Secara rinci, dari total nilai kontrak baru, segmen infrastruktur dan gedung menyumbang 39,75 persen, diikuti oleh segmen industri (32,84 persen), realti dan properti (14,18 persen), serta energi dan industrial plant (13,22 persen).
Berdasarkan kepemilikan proyek, kontrak yang diperoleh WIKA berasal dari berbagai pihak yang didominasi swasta (44,21 persen), pemerintah (31,44 persen), BUMN (23,92 persen) dan investasi (0,43 persen).
“Secara majority pemberi kerja yang saat ini didapatkan oleh WIKA itu masih berasal dari pemberi kerja pemerintah dan BUMN, sementara sebagian lain juga berasal dari swasta, khususnya kontrak-kontrak baru yang didapatkan oleh anak usaha kami, WIKA Beton dan juga WIKA Rekayasa Konstruksi (Rekon),” jelas Mahendra.
Selain kontrak baru, nilai total kontrak dihadapi (order book) WIKA hingga 31 Oktober 2024 mencapai Rp60,99 triliun. Dominasi masih berada pada segmen infrastruktur dan gedung sebesar 68,04 persen, diikuti oleh segmen industri (14,41 persen), energi dan industrial plant (12,49 persen), serta realti dan properti (5,07 persen).
"Jadi memang sesuai dengan refocusing bisnis WIKA saat ini dan sesuai juga dengan langkah transformasi WIKA, saat ini memang perkuatan fundamental WIKA banyak mengarah ke proyek-proyek infrastruktur dan gedung yang kebanyakan dimiliki oleh pemerintah dan BUMN," terang Mahendra.
Adapun hingga Oktober 2024, WIKA tengah mengerjakan 74 proyek berjalan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sebanyak 38 proyek di antaranya merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan jalan tol, bendungan, dan fasilitas energi.
Selain itu, WIKA juga terlibat dalam tujuh proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menjadi program prioritas pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024