Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, mencatat 351 rumah di daerah itu mengalami kerusakan akibat bencana alam yang terjadi dua pekan lalu.

"Semua rumah yang mengalami kerusakan itu diajukan untuk mendapatkan bantuan stimulan atau relokasi setelah hasil rekomendasi penelitian dan pengamatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, di Lebak, Rabu.

Menurut dia, dari 351 unit rumah yang mengalami kerusakan terdiri atas kategori rusak berat sebanyak 121 unit , rusak sedang 15 unit, dan rusak ringan 215 unit.

"Kebanyakan kondisi rumah yang terdampak kerusakan akibat pergerakan tanah dan longsor," ujarnya.

Selama ini, kata dia, warga yang terdampak bencana pergerakan tanah masih di pos pengungsian.

Baca juga: 20 kecamatan dilanda banjir longsor dan pergerakan tanah

Untuk pos pengungsian di gedung SMPN 8 di Desa Cidikit Kecamatan Bayah sebanyak 67 KK dengan 180 jiwa dan di pengungsian tenda Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara sebanyak 24 KK dengan 81 jiwa.

"Mereka yang tinggal di pos pengungsian mendapatkan bantuan bahan pokok dan makan tiga kali dalam sehari," katanya.

Ia menyebutkan bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah terjadi di 106 desa di 24 kecamatan di Kabupaten Lebak, di antaranya Kecamatan Sajira, Cipanas, Cimarga, Leuwidamar, Rangkasbitung, Cibadak, Cijaku, Gunungkencana, Banjarsari, Cigemblong, Wanasalam, Cihara, Panggarangan, Cibeber, Bayah, Kalanganyar, Maja, Sobang, dan Cilograng.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar waspada dan siap siaga, sebab dikhawatirkan terjadi bencana susulan.

Baca juga: Disdikpora relokasi sekolah di Agrabinta akibat pergerakan tanah

Selama ini, ujar dia, wilayah Kabupaten Lebak masuk kategori langganan bencana alam mulai banjir, longsor, pergerakan tanah hingga tsunami, karena topografi alamnya pegunungan.

Peristiwa bencana alam tersebut terjadi di 150 titik dan 1.958 unit rumah terendam banjir menyebabkan lima warga dilaporkan meninggal dunia serta satu luka-luka.

"Kami perkirakan estimasi kerugian material akibat bencana alam itu hingga mencapai Rp11 miliar," kata Febby.

Ia mengatakan, BPBD Lebak mengimbau masyarakat di daerah itu agar meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.

Berdasarkan laporan BMKG bahwa cuaca ekstrem seperti curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi sampai akhir Desember 2024.

 

"Dengan siaga bencana itu tentu dapat mengurangi risiko kebencanaan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.


Baca juga: PMI Cianjur bangun posko pelayanan kemanusiaan di lokasi Tanggap Darurat Bencana
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024