Dompet Dhuafa meluncurkan Aku Temanmu, sebuah layanan kesehatan mental, menyusul maraknya kasus permasalahan mental pada generasi milenial dan Z, sebagai upaya pencegahan berbagai dampak seperti kekerasan dan perundungan.
"Dompet Dhuafa sudah banyak terjun dalam upaya kesehatan mental, ragam program digulirkan seperti program konseling psikologi, program kesehatan jiwa hingga edukasi dan sosialisasi kesehatan mental. Bahkan kami memberikan dukungan dalam pemulihan trauma akibat bencana,” kata Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR) Ahmad Juwaini dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ahmad menjelaskan, mental yang lemah memicu kekhawatiran terhadap sejumlah dampak yang dapat muncul, seperti tindak kekerasan, perundungan dan beragam kasus dari dampak mental yang lemah atau tidak sehat.
Ia menjelaskan, pada tahapan awal layanan tersebut dapat diakses melalui chat WhatsApp di nomor 0811-1617-101, untuk konsultasi dan mendeteksi awal, selanjutnya bisa konsultasi lebih lanjut secara online (daring) maupun konsultasi tatap muka dan rujukan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam keterangan yang sama, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan, data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa pada penduduk usia remaja 2 persen paling tinggi mengalami tingkat depresi.
"Salah satu pemicu tingginya kasus depresi berawal diakibatkan dari faktor internal keluarga atau rumah, yang seharusnya rumah merupakan tempat berlindung, nyaman, aman dan kebahagiaan, pada tahun ini rumah menjadi pemicu konflik dan ancaman mental,” kata Imran.
Dia menambahkan, kondisi kejiwaan ibu hamil juga perlu diperhatikan, mengingat hal tersebut mempengaruhi perkembangan janin.
"Hal ini dilihat dari data kami lebih dari 12,5 persen ibu hamil mengalami gangguan kesehatan jiwa serta depresi saat kehamilan mencapai 8 persen. Maka itu sangat penting bagi Ibu hamil di situasi kebahagiaan," katanya.
Imran berharap pendekatan promotif dan preventif dalam kesehatan jiwa dapat terus digalakkan, melalui pengasuhan yang positif dari peran orang tua hingga pendidik sehingga dapat mengelola emosi yang baik.
Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa mengatakan semua pihak perlu memaknai lirik lagu Indonesia Raya dengan diawali membangun jiwanya baru badannya. "Selain itu jangan lupa untuk bahagia bersama dan tersenyum bersama," katanya.
Psikolog Tri Swasono Hadi mengatakan, peran penting dari keluarga adalah untuk mengajari diri sendiri, dalam upaya dukungan emosional, kasih sayang hingga perhatian. Sehingga peran orang tua sangat dibutuhkan, guna mendorong pertumbuhan mental yang positif.
“Kesehatan mental ada 3 komponen. Terganggu masa lalu, terhambat masa kini dan masa depan. Tidak ada kesehatan mental tanpa adanya nilai kebaikan. Maka prinsip nilai kebaikan itu sangat penting,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024