Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, pada Sabtu (21/12)  menyatakan terdapat hubungan antara aktivitas migrasi dan serangan seperti yang terjadi di pasar Natal Jerman belum lama ini.

"Kasus-kasus semacam itu bukan lagi anomali -- kasus tersebut telah menjadi rutinitas," katanya dalam konferensi pers tahunan di Budapest.

"Kejadian-kejadian semacam itu dimulai dengan gelombang migrasi massal. Hongaria tidak akan membiarkan dirinya menjadi negara di mana serangan semacam ini menjadi hal yang biasa.”," katanya lagi.

Orban menegaskan: “Brussels (kantor pusat Uni Eropa-red) tidak bisa mengubah Hongaria menjadi Magdeburg. Kami akan melawan segala regulasi migrasi yang dipaksakan, baik secara legal maupun provokatif. Hongaria akan selalu mempertahankan diri dan kedaulatannya.”

Secara terpisah, dalam unggahannya di platform X, Orban menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa. “Saya ingin menyampaikan belasungkawa terdalam kepada Olaf Scholz dan rakyat Jerman atas serangan teroris keji yang terjadi di pasar Natal di Magdeburg. Kami mendoakan keluarga para korban.”

Jumlah korban tewas akibat serangan mobil yang menabrak kerumunan di pasar Natal di kota Magdeburg pada Jumat malam (20/12) meningkat menjadi lima orang, dengan 200 lainnya terluka, menurut pejabat setempat.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, yang mengunjungi lokasi serangan pada Sabtu, memastikan dilakukan penyelidikan menyeluruh dan berjanji bahwa Jerman akan merespons “dengan kekuatan hukum yang penuh.”

Tersangka, seorang dokter asal Arab Saudi berusia 50 tahun yang telah tinggal di Jerman sejak 2006, ditangkap di lokasi kejadian.

Tersangka yang diidentifikasi oleh media lokal sebagai Taleb A, dilaporkan memiliki pandangan anti-Islam dan mendukung kelompok sayap kanan.

Sumber: Anadolu

 

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024