Menyusul insiden kabel bawah laut di Laut Baltik, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda dan Menteri Dalam Negeri Kestutis Budrys mendesak NATO untuk mengambil langkah-langkah perlindungan terhadap infrastruktur bawah laut.
Pada Rabu, saluran transmisi listrik EstLink 2 berhenti beroperasi. Perusahaan listrik Finlandia, Fingrid, melaporkan bahwa dua kapal berada di dekat kabel tersebut sebelum kerusakan terjadi.
"Kabel listrik bawah laut yang rusak, yang menghubungkan Finlandia dan Estonia, menunjukkan meningkatnya frekuensi gangguan kabel di Laut Baltik... Perlindungan infrastruktur maritim harus menjadi prioritas utama dalam kerja sama Laut Baltik, baik di tingkat NATO maupun bilateral," kata Nauseda di platform X pada Kamis (26/12).
Ia menambahkan bahwa insiden yang melibatkan kabel bawah laut "tidak lagi tampak seperti kebetulan."
"Meningkatnya jumlah insiden bawah laut di Laut Baltik yang memengaruhi infrastruktur kritis harus menjadi peringatan tegas dan mendesak bagi NATO dan Uni Eropa... Semua mekanisme dalam NATO serta format keamanan internasional dan regional harus diaktifkan. Pembaruan aturan navigasi di perairan dangkal juga harus dipertimbangkan," ujar Budrys dalam pernyataan terpisah.
Lithuania terus berkomunikasi erat dengan Estonia dan Finlandia terkait insiden EstLink 2 dan siap memberikan "segala dukungan yang diperlukan dalam penyelidikan," tambah Budrys.
Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyatakan bahwa aliansi tersebut memantau penyelidikan atas insiden tersebut dan siap memberikan dukungan.
Pada Rabu, Otoritas Perlindungan Konsumen dan Pengaturan Teknis Estonia (TTJA) menerima laporan tentang gangguan pada tiga kabel komunikasi bawah laut lainnya antara Estonia dan Finlandia, demikian dilaporkan oleh penyiar ERR.
Dua kabel tersebut dilaporkan dimiliki oleh Elisa Group, sementara satu kabel lainnya dimiliki oleh CITIC Telecom. Hingga saat ini, penyebab kerusakan masih belum jelas.
Finlandia dan Estonia terhubung oleh dua jaringan kabel listrik bawah laut tegangan tinggi, yaitu EstLink 1, yang mulai beroperasi pada 2007, dan EstLink 2, yang mulai digunakan pada 2014.
Koneksi transmisi daya EstLink dirancang untuk memasok listrik di kedua negara sekaligus mengintegrasikan pasar energi negara-negara Baltik dan kawasan Skandinavia.
Sumber: Sputnik-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024