Peran nyata UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia tidak terbantahkan lagi. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI mencatat kontribusi UMKM terhadap ekonomi sekitar 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja. Hingga saat ini secara nasional UMKM mencapai lebih dari 64 juta unit usaha.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Koperasi UKM Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), jumlah UMKM di provinsi tersebut pada 2024 sebanyak 164.222 unit usaha yang terdiri usaha mikro 162.583 unit, kecil 1.459 unit dan menengah 180 unit. Khusus untuk di Kabupaten Sambas sendiri total UMKM ada 35.134 unit usaha yang terdiri usaha mikro 34.731 unit, kecil 365 unit dan menengah 38 unit.
Dari hadirnya UMKM yang ada, sejumlah tantangan masih menjadi momok yang dihadapi pelaku usaha tersebut mulai dari keterbatasan SDM, modal usaha, manajemen keuangan, promosi, pasar dan digitalisasi hingga pemasaran serta lainnya. Dengan potret tantangan itu lah para pihak terkait memiliki tanggungjawab dan peran andil, berkolaborasi memperkuat UMKM tersebut agar berkembang dan naik kelas.
Rumah BUMN Sambas yang dulunya disebut Rumah Kreatif BUMN yang telah hadir sejak 2017 di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat menjadi di antara wadah yang ikut berperan aktif dan berupaya nyata untuk mendampingi agar UMKM di Kabupaten Sambas berkembang dan naik kelas.
Rumah BUMN Sambas sendiri di bawah binaan Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Singkawang hingga saat ini telah mendampingi sekitar 3.000 UMKM. Sejumlah langkah nyata telah dan terus dilakukan sebagaimana visi dan misi Rumah BUMN yakni mendampingi dan mendorong para pelaku UKM dalam menjawab tantangan utama pengembangan usaha berupa peningkatan kompetensi, akses pemasaran dan kemudahan akses permodalan.
Langkah Nyata
Koordinator Rumah BUMN Sambas Kantor Cabang BRI Singkawang, Firmansyah menyebutkan dengan langkah kolaboratif dan sinergi, pihaknya terus bergerak mendampingi pelaku UMKM di Kabupaten Sambas. Sejauh ini, ditargetkan setiap tahunnya mulai 500 UMKM baru yang didampingi. Total UMKM di Kabupaten Sambas yang telah menjadi binaan atau pendampingan sudah mencapai 3.000 unit usaha. Unit usaha yang dijalankan pengusaha UMKM tersebut beragam mulai dari bidang kuliner, kerajinan, pertanian dan lainnya.
Pihaknya mencatat pada 2024 lalu, Rumah BUMN Sambas telah memberikan 34 kali beragam pelatihan penguatan kapasitas UMKM agar naik kelas. Kemudian pada 2025 ini ditargetkan ada 80 kali pelatihan yang diberikan kepada UMKM binaan.
Menurutnya untuk materi dan teknis pelatihan beragam. Materi pelatihan mulai dari pembukuan dan pencatatan keuangan, laporan keuangan, manajemen usaha, pengemasan produk, pelatihan foto produk, promosi hingga pendampingan akses pasar dan modal serta lainnya. Teknis waktu dan tempat pelatihan mulai dikumpulkan baik di Rumah BUMN Sambas, di lokasi sejumlah pengusaha UMKM dan lainnya.
"Untuk materi pelatihan itu kita berikan sebagaimana kebutuhan yang diperlukan oleh UMKM. Tempat dan waktu kita juga fleksibel dan bahkan kadang kita datang langsung ke tempat pengusaha UMKM tersebut," jelas dia.
Pada 2025 ini, pihaknya dari Rumah BUMN Sambas memfokuskan pada peningkatan sertifikasi halal bagi UMKM bagi binaannya yang belum memiliki sertifikasi tersebut. Hal itu untuk memastikan produk UMKM bisa masuk pasar dan memberikan atau berpengaruh pada kepercayaan konsumen. Berbagai pelatihan juga tidak kalah penting untuk terus digalakkan agar naik kelas termasuk UMKM diikutkan dalam BRIlian Enterprenuer, pameran serta lainnya.
Menurutnya, sejumlah tantangan masih menjadi tugas bersama termasuk pihaknya berkolaborasi dengan pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskumindag) Sambas terkait pasar. Akses pasar untuk tembus pasar di luar Sambas masih menjadi kendala utama pelaku UMKM. Untuk itu lah pelatihan promosi dan peningkatan kualitas pendukung dimaksimalkan.
Padahal dari sisi tampilan kemasan dan rasa produk yang dihasilkan pelaku UMKM di Kabupaten Sambas tidak kalah menarik dan enak. Begitu juga keragaman produk mulai produk kuliner seperti keripik, kue kering, kue lapis, bumbu serta lainnya tersedia. Kemudian produk kerajinan juga demikian sudah sangat menarik dan kualitas sudah bisa bersaing. Kembali, kendala pasar menjadi tantangan.
Rumah BUMN Sambas sendiri terkait kait pasar selain memberikan pelatihan juga membantu UMKM memajang produk binaaanya dan kemudian didampingi untuk melakukan penjualan online melalui Naksir UMKM serta beberapa toko online lainnya.
"Selanjutnya, tantangan UMKM itu soal biaya produksi kemasan atau untuk kemasan, belinya masih di luar Sambas. Ada juga kendala bahan baku terutama produk dari rotan. Sehingga produk UMKM bisa jadi lebih mahal. Soal akses modal saat ini tidak terlalu sulit karena ada UMi dan KUR BRI. Akses modal kalau rekomendasi dari kami bisa diterima dan mudah," papar dia.
UMKM Terbantu
Pemilik produk kopi bubuk dengan merek Liber.co, Lang Jagat mengaku beruntung dan terbantu dengan adanya pendampingan Rumah BUMN Sambas. Menurutnya sejak 2022 lalu hingga kini sejumlah pelatihan, akses pasar dan program dilibatkan oleh Rumah BUMN Sambas. Dengan adanya pelatihan yang telah diikuti sangat berdampak pada peningkatan pengetahuan, penguatan manajerial dan lainnya.
Selanjutnya Rumah BUMN Sambas pada 2022 telah mengantarkannya lolos pada program BRILianprenuer dengan capaian menjadi juara harapan 1 dalam lomba hampres Ramadhan 1443 H. Fasilitas ekspo juga tidak luput dari peran Rumah BUMN Sambas yang melibatkannya di Singkawang pada 2023 lalu.
"Secara umum, adanya pendampingan Rumah BUMN Sambas sangat membantu UMKM di daerah ini untuk bisa berkembang dan naik kelas. Bagi saya pribadi merasakan sekali peningkatan berbagai pengetahuan tentang usaha, kemudian akses pasar serta branding Liber.co," ucap dia.
Terkait produk kopi Liber.co merupakan kopi bubuk asal Kabupaten Sambas jenis liberika yang berasa pisang. Kopi bubuk tersebut dikembangkan sejak 2018 lalu. Kopi tersebut sudah mulai dikenal dan diterima pasar.
Kopi dengan dengan berasa pisang, kopi liberika Sambas semakin dikenal dan menjadi identitas. Ada rasa pisang dalam kopi tersebut dipengaruhi oleh tanaman lainnya atau berdampingan dengan pohon pisang. Untuk pasar Liber.co saat ini sudah sampai ke negara tetangga Malaysia. Minat masyarakat di sana cukup antusias.
“Meski setiap daerah punya kopinya sejenis, namun soal rasa bisa beda karena faktor tanah tempat tumbuh atau tumbuhan di sekitar kopi. Nah, kalau di Sambas sebagian besar ada rasa- rasa pisang karena di tanam berdekatan pohon pisang. Kemudian ada juga rasa cokelat,” kata Lang Jagat.
Dengan peran UMKM yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi, membuka dan menyediakan lapangan kerja, hadirnya Rumah BUMN Sambas menjadi penting agar peran tersebut maksimal. Tentu, dukungan semua pihak dengan langkah sinergi dan kolaboratif dibutuhkan sehingga UMKM benar - benar maju dan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuaan daerah.
Editor : Admin Antarakalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2025