Pontianak (ANTARA) - Kalangan pengusaha UMKM perempuan di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dalam mengembangkan usahanya memanfaatkan skema pembiayaan bunga rendah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal itu seperti dilakukan Meri Andani (30), warga Kartiasa Indah Blok C, Sambas.
Ia merasakan manfaat besar dari program KUR BRI yang disalurkan oleh BRI. Dengan pinjaman sebesar Rp15 juta, Meri berhasil mengembangkan usaha perabot atau peralatan rumah tangga miliknya.
"KUR BRI ini sangat membantu melancarkan usaha saya. Hingga saat ini, saya bisa terus melanjutkan usaha berkat pinjaman ini. Bunga pinjaman KUR juga tidak sebesar pinjaman di bank biasa," jelas dia.
Ia menambahkan bahwa proses pengajuan KUR di BRI relatif mudah dan cepat, sehingga dapat segera memperoleh modal untuk mengembangkan usahanya. Dengan modal tersebut, Meri dapat menambah stok barang dagangan dan memperluas jangkauan pemasaran.
"Saya sangat berterima kasih kepada BRI atas program KUR ini. Semoga semakin banyak pelaku usaha kecil seperti saya yang terbantu dengan program ini," kata dia.
Pengusaha wanita lainnya yang bergerak di bidang kerajinan, Radiana bersama orang tuanya juga memanfaatkan KUR BRI. Menurut Radian usaha yang dijalankan yakni memproduksi aneka kerajinan akar keladi yang turun - temurun dilakukan keluarganya termasuk dalam memanfaatkan KUR dalam mengembangkan usaha.
"Orang tua dalam usaha ini dan saya dilanjutkan tidak terlepas dari pemanfaatan KUR BRI. Ini sangat membantu kami memproduksi lebih banyak karena didukung modal yang cukup," kata dia.
Program KUR yang disalurkan melalui perbankan termasuk BRI merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang mudah, KUR diharapkan dapat menjadi solusi bagi pelaku UMKM yang membutuhkan modal usaha.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu Provinsi Kalbar secara umum mencatat realisasi KUR di Kalbar sepanjang 2024 mencapai Rp4,31 triliun dengan menyasar 60.950 debitur.
Dari angka tersebut jika dibandingkan dengan 2023, pada 2024 dari sisi nilai KUR tumbuh positif sebesar 0,97 persen, namun dari sisi debitur menurun. Pada 2023 lalu realisasi KUR sebesar Rp4,27 triliun untuk 62.694 debitur.