Pontianak (ANTARA) - Roemah Jamoer Ikram yang dirintis oleh sang pemilik, Ikram bersama istrinya sejak 2016 hingga kini terus eksis menjalankan usaha budidaya jamur tiram dan produk olahnya dengan merek dagang jamur crispy. Ketekunan, memiliki keyakinan yang tinggi dan terus belajar serta berkolaborasi menjadi kunci dalam hidupnya agar usaha yang dijalankan berkembang.
Bermodal awal Rp500 ribu untuk budidaya jamur dijalankan Ikram di sekitar rumahnya di Desa Puringan, Teluk Keramat , Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Dalam proses budidaya tantangan tidak luput dihadapi mulai dari bibit, faktor cuaca dan lainnya. Namun, semua dilewati karena proses belajar dan pengamatan saat budidaya terus dilakukan. Sehingga pelan tapi pasti secara umum untuk budidaya tidak terkendala baginya.
Bahkan pada 2019 produksi jamur tiram melimpah. Dengan kondisi itu mendorong Ikram untuk membuat produk olahan yakni keripik jamur agar produksi nya dapat diserap dan memiliki nilai tambah. Sebelum itu juga pernah membuat produk turunan seperti naget jamur dan bakso. Namun daya tahan produk itu memiliki waktunya pendek. Sehingga terus berinovasi sehingga menghadirkan jamur crispy hingga saat ini.
Untuk produksi jamur tiram saat ini mencapai 180 kilogram per bulan dan jamur crispy mencapai 800 bungkus per bulan. Sehingga modal awal Rp500 ribu kini berbuah omzet Rp12 juta per bulan.
Dalam perjalanan usahanya, Ikram juga melakukan pemberdayaan kepada masyarakat di sekitar dan bahkan kini mendampingi lima desa di Kabupaten Sambas dalam hal budidaya jamur.
"Selain budidaya jamur untuk diri sendiri, saya juga menularkan ilmu budidaya jamur dengan karang taruna, kelompok tani dan komunitas. Nah, hasil mereka juga bisa saya ditampung," jelas dia.

Manfaatkan KUR
Untuk mengembangkan usaha khususnya dalam budidaya jamur, Ikram memanfaatkan skema pembiayaan bunga rendah dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Melalui KUR BRI tersebut ia membuat rumah jemur yang permanen dan termasuk kendaraan operasional. Dengan dukungan KUR senilai Rp50 juta, kendala permodalan dan produksi semakin bisa teratasi.
"Tentu dalam modal usaha untuk pengembangan bagi UMKM, KUR BRI bisa menjadi solusi dan membantu untuk kita lebih maju," jelas Ikram.
Dengan semakin berkembang baik dari sisi budidaya maupun jamur cripy nya, ia memiliki mimpi ke depan untuk membuat rumah makan jamur tiram. Ia menargetkan kuliner jamur tersebut akan menjadi bagian dari ikon kuliner Sambas.

UMKM Unggulan
Dalam pengembangan usaha jamur crispy menurut Ikram menjadi tantang tersendiri. Namun berkat adanya dukungan dan pendampingan Rumah BUMN Sambas serta para pihak lainnya, persoalan dan tantangan dapat diatasi.
Pada 2022 menjadi awal dilibatkan dan dibinanya Roemah Jamoer Ikram oleh Rumah BUMN Sambas. Menurut Ikram dengan ikut pembinaan dari Rumah BUMN Sambas menambah jaringan atau relasi, pasar dan peningkatan kapasitas dalam berusaha. Sejumlah pelatihan dan promosi melalui pameran dilibatkan Rumah BUMN Sambas. Sehingga produknya semakin dikenal dan pasar terbuka lebar.
Hasil pelatihan digital marketing yang didapat dari Rumah BUMN menjadi modalnya untuk promosi dan pemasaran melalui sosial medianya. Hingga kini dalam pemasaran selain terdapat di minimarket atau melalui reseller, juga penjualan dilakukan melalui sosial media. Produknya dengan promosi dan pemasaran yang gencar mendapat tawaran agar masuk ke negara tetangga, Malaysia.
"Sangat berdampak dan dibantu hadirnya Rumah BUMN Sambas. Jaringan, pasar dan ilmu berusaha sebagai UMKM melalui pelatihan sangat penting dan berdampak bagi kami. Kemudian Rumah BUMN Sambas yang berkolaborasi dengan Pemda Sambas, tentu juga sangat membantu kami selaku UMKM," ujar dia.
Sementara itu, Koordinator Rumah BUMN Sambas Kantor Cabang BRI Singkawang, Firmansyah menyebutkan Roemah Jamoer Ikram menjadi satu di antara beberapa UMKM unggulannya. Keaktifan dan kegiatan dalam mengembangkan usaha menjadi faktor Roemah Jamoer Ikram untuk menjadi UMKM unggulan.
Ia menjelaskan bahwa untuk Rumah BUMN Sambas yang berdiri sejak 2017 tersebut di bawah binaan Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Singkawang. Hingga saat Rumah BUMN Sambas telah mendampingi sekitar 3.000 UMKM. Menurutnya sejumlah langkah nyata telah dan terus dilakukan sebagaimana visi dan misi Rumah BUMN yakni mendampingi dan mendorong para pelaku UMKM dalam menjawab tantangan utama pengembangan usaha berupa peningkatan kompetensi, akses pemasaran dan kemudahan akses permodalan.
Hingga saat ini sejumlah pendampingan dilakukan Rumah BUMN Sambas berupa pelatihan, promosi dan akses pasar serta modal bagi UMKM untuk berkembang serta maju.
Pihaknya mencatat pada 2024 lalu, Rumah BUMN Sambas telah memberikan 34 kali beragam pelatihan penguatan kapasitas UMKM agar naik kelas. Kemudian pada 2025 ini ditargetkan ada 80 kali pelatihan yang diberikan kepada UMKM binaan.
Menurutnya, sejumlah tantangan masih menjadi tugas bersama termasuk pihaknya berkolaborasi dengan pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskumindag) Sambas terkait pasar.
"Akses pasar untuk tembus pasar di luar Sambas masih menjadi kendala utama pelaku UMKM. Untuk itu lah pelatihan promosi dan peningkatan kualitas pendukung dimaksimalkan," kata dia.