Samarinda (ANTARA) - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), membahas potensi pengelolaan lahan eks tambang untuk pertanian dalam arti luas baik tanaman pangan, perkebunan maupun perikanan.
"Rencana pak menteri ke Kaltim pada pekan ketiga Januari ini. Kami bersama tim dari Kemendes PDT dan pihak terkait di Kaltim sudah melakukan rapat kemarin, untuk membahas potensi lahan eks tambang yang bisa dilakukan kerja sama," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim Puguh Harjanto di Samarinda, Selasa.
Ada beberapa kabupaten yang menjadi sasaran alternatif rencana kunjungan menteri, yakni Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Berau, dan Kabupaten Kutai Timur, dengan tujuan untuk menilai langsung potensi lahan bekas tambang dalam kerja sama dengan desa.
Sejumlah hal yang dibahas dalam rapat sebagai persiapan kunjungan menteri seperti potensi kolaborasi antara sektor pertambangan, perikanan, dan kepariwisataan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi desa, yakni melalui pengelolaan bekas lahan tambang yang dapat menjadi destinasi wisata maupun untuk pertanian yang sesuai dengan lokasi lahan.
Puguh menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memaksimalkan potensi bekas lahan tambang, termasuk pentingnya pengelolaan sejumlah lokasi bekas tambang yang sudah dilimpahkan kepada desa atau yang melibatkan kerja sama dengan pemda atau BUMDes agar dapat berfungsi optimal.
Dalam rapat tersebut juga dibahas pengembangan satu lokasi yang dapat digunakan untuk menebar benih ikan dan penanaman pohon sebagai bagian dari rencana destinasi wisata berbasis alam. Di samping itu, BUMDes diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan berbagai potensi tersebut.
Ia menyatakan bahwa banyak potensi dalam pengelolaan lahan eks lahan tambang, namun masih ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan akses dan pengelolaan yang belum maksimal.
Diantara contohnya adalah yang terjadi di Kabupaten Berau, yakni meskipun sudah ada demplot dan rencana pengembangan kawasan, namun eks tambang yang dikelola oleh masyarakat desa masih terbatas.
Tantangan lainnya adalah akses untuk budidaya ikan di bekas lahan tambang belum disarankan, kecuali untuk lokasi yang sudah tidak digunakan dalam waktu lebih dari 20 tahun.
Namun, beberapa daerah seperti Kutai Kartanegara (Kukar) dan Paser menunjukkan potensi besar, yakni Desa Loa Ulung di Kukar direncanakan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan.
Sementara di Kabupaten Paser dan Berau, terdapat sejumlah lokasi bekas tambang yang potensial untuk dikelola lebih lanjut, dengan kerja sama antara BUMDes, pemkab, dan perusahaan.