Jakarta, 31/3 (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  menginstruksikan jajaran pemerintah  untuk setia dan patuh terhadap kebijakan pemerintah sesuai peraturan yang berlaku terkait dengan penetapan APBN-P 2012.

 Presiden menyampaikan hal itu dalam penjelasannya mengenai postur APBN-P 2012 di Istana Negara, Jakarta, Sabtu malam.

 "Instruksi saya kepada jajaran pemerintah, termasuk gubernur, bupati dan wali kota sesuai sumpah dan etika jabatan kita, marilah kita bekerja sekuat tenaga...saya berharap saudara semua tetap setia dan patuh terhadap kebijakan pemerintah sesuai peraturan yang berlaku," katanya.

 Kepala Negara juga mengajak jajaran pemerintah dan  masyarakat Indonesia untuk menjaga perekonomian di masa kini dan mendatang.

 "Di berbagai waktu lalu saat menghadapi krisis ekonomi kita bisa menghadapinya dan ekonomi kita dapat tumbuh baik. Oleh karena itu seberat apapun ekonomi yang kita hadapi kita bisa hadapi bersama-sama," katanya.

 Pada kesempatan itu Presiden juga mengajak seluruh pihak turut bertanggung jawab pada situasi politik dan keamanan nasional sehingga masyarakat merasa tenteram dan pembangunan terjaga.    
 "Di saat kita mengalami tekanan kita harus bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan. Jangan kita berbuat sebaliknya, karena semua untuk rakyat kita dan untuk ekonomi kita," katanya.

 Menurut Presiden jika keadaan gaduh dan tidak stabil maka yang terpukul adalah rakyat Indonesia. "Jadi semua tindakan dan langkah itulah yang akan dilakukan pemerintah, meski APBN sangat penting tapi bukan hanya itu yang digunakan untuk menjaga ekonomi dan pertumbuhan nasional," katanya.

 Penjelasan Presiden tentang postur APBN-P 2012  itu dilakukan tepat setelah Rapat Paripurna DPR RI pada Sabtu (31/3) dini hari, sepakat menunda kenaikan harga BBM bersubsidi pada 1 April 2012.

 Keputusan itu merupakan hasil pemungutan suara Rapat Paripurna DPR RI tentang RUU APBN Perubahan 2012, yang juga membuka kemungkinan bagi pemerintah melakukan penyesuaian jika harga rata-rata minyak mentah Indonesia naik atau turun lebih 15 persen dalam waktu enam bulan.

(G003)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012