Sebanyak 21 pemenang Nobel Sastra yang karyanya diterbitkan FSG antara lain TS Eliot, Pablo Neruda, Nadine Gordimer, Seamus Heaney, dan Mario Vargas Llosa yang mendapat Nobel Sastra 2010.

Andrea didengung-dengungkan menjadi salah seorang kandidat meraih penghargaan bergengsi pada tahun ini.

"Memang ramai beredar mengenai nominasi itu. Saya juga tidak tahu, bagaimana kabar itu bisa bocor karena untuk mengetahuinya melalui situs Publisher Market dan harus menjadi anggota situs tersebut. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk meraih penghargaan tersebut," ujar Andrea Hirata, sembari tersenyum.

Jika kabar itu benar, Andrea merupakan orang kedua dari Indonesia setelah Pramoedya Ananta Toer yang dinominasikan untuk meraih penghargaan bergengsi itu.

Bukan perkara yang mudah bagi Andrea agar novelnya itu bisa diterbitkan oleh penerbit ternama itu. Jalan untuk menuju prestasi itu tidak mudah, dan Andrea pun mengakuinya. Bermula dari sulitnya mencari agen.

"Bukan hal yang gampang untuk mencari agen. Mencari agen-agenan mungkin gampang. Banyak, ada seseorang yang dari Malaysia yang mengatakan "Andrea saya ingin menjadi agenmu." Lalu ada yang dari Singapura juga menawarkan hal yang serupa," jelas dia.

Saat ini, agar suatu karya bisa terbit di luar negeri bukanlah hal yang sulit. Meskipun demikian, perlu dilihat siapa agen dan penerbitnya. Menurutnya, banyak yayasan atau lembaga amal yang bisa mendukung hal itu, namun Andrea menginginkan agar karyanya itu bisa diterbitkan oleh penerbit internasional.

Hingga kemudian pada pertengahan 2010, dia mendapat beasiswa sastra di Iowa University. Di negeri Paman Sam itu, dia dan 37 penulis dari belahan dunia menimba ilmu mengenai kesusasteraan. Pada saat itu pulalah, dia mendapat pengalaman yang tidak mengenakan namun menjadi cambuk bagi dirinya.

"Ada penulis Pakistan yang dengan bangganya dia mengatakan bukunya diterbitkan Random House. Dan ketika dia bertanya tentang penerbit kepada saya, dengan malu-malu saya menjawab Bentang Pustaka yang hanya terkenal di dalam negeri," kenangnya.

Hingga kemudian, saat berada di Arizona, penerbitnya di Indonesia memberinya kabar telah mendapatkan penerbit internasional yakni Amer Asia. Namun hal itu tak lantas membuatnya berpuas diri, karena Amer Asia hanya terkenal di Asia.

Pertemuannya dengan agennya sekarang, Kathelen Anderson Literary Management, terjadi secara tak disengaja saat Andrea mendapat tugas dari universitasnya untuk membacakan novel Laskar Pelangi di San Fransisco. Agennya tersebut tertarik dan dalam surat elektroniknya, mengatakan ingin menerbitkan karya Andrea itu.

"Saya tidak bisa tidur selama beberapa hari saking senangnya," ungkap dia.

Tapi lagi-lagi kesabarannya harus diuji, setidaknya dia menunggu selama satu tahun. Baru kemudian, agennya itu menyampaikann kabar jika FSG tertarik untuk menerbitkan karyanya itu.

"Ini sebuah perjuangan mimpi dan jangan takut mencoba apapun," serunya.

"The Rainbow Troops" akan terbit di New York pada November mendatang. Andrea yang kini disibukkan dengan dua proyek buku terbarunya yakni, Laskar Pelangi Song Book dan Ayah, mengajak penulis Indonesia lainnya untuk terus berkarya dan menembus penerbit internasional.

(I025)

Pewarta: Indriani Eriza

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012