Pontianak, 11/4 (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM RI menetapkan dua komoditi unggulan Provinsi Kalimantan Barat di program "one village one product" yakni lidah buaya Kota Pontianak dan tenun ikat Sintang.

"Ini upaya membangun kesinambungan aktivitas melalui perluasan akses pasar yang dihasilkan masing-masing daerah," kata Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya saat Nusantara Expo Tahun 2012 di Pontianak, Rabu.

Menurut dia, program tersebut dapat terkait dengan berbagai bidang usaha yang sejenis dalam aktivitas masyarakat atau petani setempat yang ditunjang dengan sumber daya alam yang memadai.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Hazairin mengatakan, Pontianak memiliki berbagai keunggulan komparatif dalam mengembangkan lidah buaya.

Sementara itu, Bupati Sintang Milton Crosby mengatakan, tenun ikat Sintang mempunyai sejumlah keistimewaan. "Tenun ikat Sintang ini, baru jadi kalau sudah melewati 22 tahapan," kata Milton Crosby.

Selain itu, setiap motif yang dihasilkan mempunyai cerita tersendiri misalnya tentang lingkungan, binatang, atau hal-hal yang berbau sakral. "Khusus yang sakral ini, minimal usia untuk penenunnya harus 40 tahun," ungkap Milton Crosby.

Bahan yang digunakan di tenun ikat Sintang juga berasal dari alam sekitar yang alami misalnya kunyit, akar mengkudu, dan daun kerbang.

"Tenun ikat Sintang ini juga satu-satunya tenun ikat asal Indonesia yang ada di Museum Troppen, Amsterdam, Belanda," kata dia.

Pewarta:

Editor : Jessica Wuysang


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012