Pontianak (ANTARA Kalbar) - Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan, Pemerintah Kota Pontianak akan memberikan santunan terhadap korban meninggal tertimpa pohon, Jumat pagi, di Jalan Suprapto atau di depan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak.

"Kami akan memberikan santunan pada keluarga korban meninggal Julia (50) seorang pengendara sepeda motor, warga Jalan Budi Karya Kota Pontianak, akibat tertimpa pohon tadi pagi," kata Sutarmidji seusai menjenguk anak korban meninggal Marni di RSUD Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan, untuk anak korban Marni yang saat ini sedang dirawat di RSUD Soedarso diberikan bantuan pengobatan hingga sembuh.

"Kami minta pihak rumah sakit memberikan pelayanan yang terbaik pada anak korban (Marni)," ujar Sutarmidji.

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menuding pohon yang tumbang itu diduga sengaja "dibunuh" atau dimatikan pertumbuhannya. "Kalau ada masyarakat yang mau menebang pohon sebaiknya minta izin dulu pada Pemkot, meskipun dengan alasan penebangan itu karena menghalangi usahanya," ujarnya.

Sutarmidji meminta, pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak untuk memantau setiap pohon milik dinas itu agar tidak membahayakan pengguna jalan.

Julia (50) seorang pengendara sepeda motor, warga Jalan Budi Karya Kota Pontianak, meninggal akibat tertimpa pohon tumbang di Jalan Suprapto atau di depan STAIN Pontianak.

"Sekitar pukul 07.30 WIB saat korban dan anaknya melintasi Jalan Suprapto tepatnya di depan STAIN Pontianak menggunakan sepeda motor, tiba-tiba kering itu tumbang dan tepat menimpa ibu dan anak itu," kata Samun (65) salah seorang saksi mata.

Ia menjelaskan, pada saat musibah yang bersangkutan dan istrinya sedang berkemas-kemas untuk membuka warung kopi yang lokasinya sekitar sepuluh meter dari lokasi kejadian.

"Tiba-tiba saja pohon yang sudah lama mengering itu tumbang menimpa korban (Julia dan anaknya) yang sedang mengendarai sepeda motor," kata Samun.

Sementara itu, Ari anak ketiga dari lima bersaudara mengatakan, ibunya (almarhum) dan kakanya Marni saat itu meninggalkan rumah dengan tujuan ke Pasar Flamboyan yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah.

"Pada saat ibu dan kakak turun hendak ke Pasar Flamboyan, saya masih tidur, tiba-tiba sekitar pukul 08.00 WIB ada telepon dari pihak Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak yang mengatakan ibu saya sedang dirawat dan dalam kondisi kritis. Mendengar itu saya langsung ke rumah sakut, namun setibanya di rumah sakit, ibu saya sudah meninggal," kata Ari sabil mengusap air matanya.

Ia menjelaskan, ibunya mengalami luka serius dan banyak mengeluarkan darah pada bagian kepalanya akibat tertimpa pohon tersebut.

"Padahal ibu saya mengunakan helm standar, tetapi kepalanya pecah akibat tertimpa pohon yang cukup besar itu," ujarnya.

Menurut dia, kakaknya Mirna saat ini kondisinya juga sedang kritis dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso.

"Kami pihak keluarga minta pertanggungjawaban Pemerintah Kota Pontianak karena dinilai lalai dan membiarkan pohon yang sudah mati itu sehingga membuat ibu saya meninggal," ujar Ari.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak Pemerintah Kota Pontianak, dan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota setempat, atas tumbangnya pohon yang sudah lama mengering sehingga menyebabkan korban meninggal.
(A057)





Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012