Ponorogo (ANTARA Kalbar) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri Al Jufri mengunjungi Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, melihat langsung kondisi warga setempat yang sebagian besar penyandang disabilitas intelektual (tunagrahita) yang tinggal di beberapa desa dikenal dengan kampung idiot, Minggu.
Salah satu rumah warga yang dikunjungi Menteri Sosial yaitu Jamitun, yang tinggal di Dusun Kliyur, Desa Dayakan, Kecamatan Badegan.
Jamitun tinggal di rumah tidak layak huni bersama suami dan empat anaknya. Ia juga mempunyai masalah dengan pen penyambung tulang yang keluar dari pangkal tangan yang hingga kini belum dioperasi.
Jamitun memiliki tujuh anak, dua di antaranya diserahkan untuk diasuh oleh saudaranya karena alasan keterbatasan ekonomi. Sementara seorang lainnya meninggal dunia. Sedangkan empat lainnya dalam kondisi normal dan mengecap pendidikan.
Dalam dialog Menteri Sosial meminta agar pen yang keluar di pangkal tangan Jamitun untuk segera ditangani.
"Ke depan prioritaskan untuk mendapat rumah layak huni," tambah Mensos.
Kondisi rumah Jamitun sendiri berupa tipikal rumah Jawa dengan dinding gedek yang berlubang dan berlantai tanah tanpa sekat ruangan. Mereka sekeluarga tidur di lantai tanah beralaskan tikar. Untuk kehidupan sehari-hari, Seno, suami Jamitun hanya mengandalkan uang dari hasil bercocok tanam.
Menurut Kepala Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Kartini Temanggung, Clara, setiap bulan keluarga Jamitun yang merupakan penerima manfaat program rehabilitasi sosial tuna grahita sudah mendapatkan paket sembako dan kambing.
Mereka juga mendapatkan kunjungan rutin dari pendamping orang dengan kecacatan," kata Clara.
Selain ke rumah Jamitun, Mensos juga melihat langsung kondisi kediaman penerima manfaat lainnya yang juga warga penyandang disabilitas intelektual yaitu Kiso di Dusun Sidowayah, Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon dan Jamiran yang tinggal bersebelahan dengan Kiso.
Di kediaman warga penyandang tunagrahita tersebut, Mensos menyerahkan bantuan di antaranya kambing dan paket sembako.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Salah satu rumah warga yang dikunjungi Menteri Sosial yaitu Jamitun, yang tinggal di Dusun Kliyur, Desa Dayakan, Kecamatan Badegan.
Jamitun tinggal di rumah tidak layak huni bersama suami dan empat anaknya. Ia juga mempunyai masalah dengan pen penyambung tulang yang keluar dari pangkal tangan yang hingga kini belum dioperasi.
Jamitun memiliki tujuh anak, dua di antaranya diserahkan untuk diasuh oleh saudaranya karena alasan keterbatasan ekonomi. Sementara seorang lainnya meninggal dunia. Sedangkan empat lainnya dalam kondisi normal dan mengecap pendidikan.
Dalam dialog Menteri Sosial meminta agar pen yang keluar di pangkal tangan Jamitun untuk segera ditangani.
"Ke depan prioritaskan untuk mendapat rumah layak huni," tambah Mensos.
Kondisi rumah Jamitun sendiri berupa tipikal rumah Jawa dengan dinding gedek yang berlubang dan berlantai tanah tanpa sekat ruangan. Mereka sekeluarga tidur di lantai tanah beralaskan tikar. Untuk kehidupan sehari-hari, Seno, suami Jamitun hanya mengandalkan uang dari hasil bercocok tanam.
Menurut Kepala Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Kartini Temanggung, Clara, setiap bulan keluarga Jamitun yang merupakan penerima manfaat program rehabilitasi sosial tuna grahita sudah mendapatkan paket sembako dan kambing.
Mereka juga mendapatkan kunjungan rutin dari pendamping orang dengan kecacatan," kata Clara.
Selain ke rumah Jamitun, Mensos juga melihat langsung kondisi kediaman penerima manfaat lainnya yang juga warga penyandang disabilitas intelektual yaitu Kiso di Dusun Sidowayah, Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon dan Jamiran yang tinggal bersebelahan dengan Kiso.
Di kediaman warga penyandang tunagrahita tersebut, Mensos menyerahkan bantuan di antaranya kambing dan paket sembako.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012