Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyatakan dalam dua tahun terakhir sangat terbantu dengan tingginya curah hujan dalam menekan jumlah "hot spot" atau titik panas yang biasanya setiap tahun rutin terjadi.

"Biasanya kalau sudah memasuki musim kemarau, Kalbar umumnya selalu dihadapkan pada masalah munculnya titik panas yang hampir merata pada 14 kabupaten dan kota di provinsi itu," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalbar Darmawan, di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, munculnya titik panas tersebut yang hampir setiap tahun terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan baik dalam skala besar maupun kecil sehingga menyebabkan udara tercemar oleh asap akibat terbakarnya lahan gambut tersebut.

Kebakaran lahan gambut yang terjadi di 14 kabupaten dan kota, baik yang dilakukan dengan sengaja atau tidak oleh pihak perkebunan dan petani saat melakukan pembersihan lahannya dengan cara dibakar, kata Darmawan.

(A057)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012