Sukabumi (ANTARA Kalbar) - Kerajinan kaligrafi dari pelepah pisang yang dibuat oleh perajin asal Kelurahan Tugu, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Rahmat Sadeli, telah menembus pasar mancanegara seperti Pakistan.

"Setiap bulannya, minimalnya saya mengirim lima buah kaligrafi pelepah pisang ke Pakistan, bahkan untuk bulan ini saya harus menyelesaikan pesanan lainnya dari Pakistan," katanya di Sukabumi, Jumat.

Usaha kecil menengah (UKM) kerajinan tangan yang dibangun Rahmat sejak 1994 itu kini sudah memiliki pelanggan tetap dari Pakistan, biasanya pembeli dari luar negeri tersebut memesan kaligrafi dari pelepah pisang ini dalam bentuk lukisan.

Sebelum menggeluti usahanya ini, Rahmat dahulunya hanya berprofesi sebagai kondektur bus. Namun, selama menjadi kondektur bus dia kerap diminta untuk mendesain logo dan membuat gambar artistik di badan bus dan dari situlah ide membuat kaligrafi dari pelepah pisang kering muncul.

Menurut dia, awalnya hanya membuat beberapa buah saja, tetapi lama kelamaan karyanya tersebut banyak diminati dan diterima warga, sehingga sampai 18 tahun berkarya, lukisan pelepah pisang Rahmat sudah diakui banyak pihak.

Bahkan, hasil karyanya tersebut sangat diminati oleh para wisatawan asing dan banyak dijadikan "oleh-oleh" (buah tangan) khas dari Kota Sukabumi.

"Lukisan kaligrafi dari pelepah pisang ini pernah saya kirim ke Mesir, Australia, Pakista dan negara Timur Tengah lainnya karena permintaan dari negara itu cukup tinggi," tambahnya.

Dirinya bisa membuat kaligrafi tersebut hanya belajar secara otodidak. Semua orang juga pasti bisa membuat karya sepertinya asalkan dia sabar dan teliti dalam membuat lukisan pelepah pisang.

Untuk satu hasil kerajinannya tersebut, Rahmat menghargai mulai Rp25 ribu sampai Rp1,5 juta sesuai dengan ukuran dan tingkat kesulitannya. Namun diakuinya, untuk mengembangkan UKM nya ini dirinya masih terhambat minimnya modal.


"Selama ini saya belum pernah mendapatkan bantuan permodalan untuk mengembangkan usaha saya ini," tambahnya.

(KR-ADR)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012