Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Multi Junto Bhatarendro menolak menanggapi pertanyaan wartawan mengenai masih ditemukannya tahu dan mi mengandung bahan pengawet formalin di kota tersebut.

"Maaf ya, tanyakan saja pada instansi terkait, atau kepada kepala bidang saya," kata Multi Junto Bhatarendro sambil berlalu meninggalkan wartawan di Pontianak, Kamis.

Sejumlah wartawan baik cetak, televisi lokal maupun media online yang jumlahnya belasan orang tampak terkejut ketika mendengar jawaban Kepala Dinas itu. Di antara mereka, mengaku heran mengapa Kepala Dinkes Kota Pontianak yang semula selalu antusias jika ditemui wartawan itu, kini enggan mengomentari temuan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pontianak.

Hendi Erwindi salah seorang wartawan dari Harian Pontianak Post mengaku sangat menyesalkan tindakan Kepala Dinkes Pontianak tersebut.

"Seharusnya beliau sebagai Kepala Dinkes Pontianak memberikan imbauan atau tips-tips terkait masih banyaknya temuan tahu berformalin," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang warga Pontianak Tenggara, Neni yang mengaku takut untuk mengkonsumsi tahu dan mi yang ternyata masih mengandung bahan pengawet formalin.

"Harusnya pemerintah langsung tutup dan proses hukum pemilik industri pengolahan tahu dan mi yang ketahuan masih menggunakan formalin sebagai pengawet. Karena mereka sudah terang-terangan `meracuni` masyarakat banyak," ungkap Neni ibu dua anak tersebut.

Sebelumnya, Kepala Bidang Sertifikasi Layanan Informasi Konsumen BBPOM Pontianak Yanuarti menyatakan, sebagian besar tahu dan mi baik putih maupun kuning yang dijual di pasar Kota Pontianak masih mengandung formalin sehingga berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi.
(A057)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012