Sangatta (ANTARA Kalbar) - Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Ledjie Taq, mengaku prihatin Desa Nehes Liah Bing yang sejak 2006 dicanangkan sebagai Desa Budaya di Kabupaten Kutai Timur mulai dilupakan masyarakat karena tidak lagi mendapat perhatian serius pemerintah daerah.

"Terus terang saya sangat sedih dan kecewa, karena Desa Nehes Liah Bing yang pada 4 April 2006 ditetapkan sebagai Desa Budaya oleh Bupati Awang Faroek Ishak (sekarang Gubernur Kaltim.red), sekarang tidak lagi mendapat perhatian. Bahkan setiap tahun acara adat dan budaya hanya dilakukan secara sederhana karena tidak ada dana," kata Ladjie Taq di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Ladjie Taq, terkait sepinya pengunjung Upacara Adat Wehea Lomplai dan acara Dung Tung, dua pesta budaya yang dilaksanakan belum lama ini.

Dua pesta budaya tahunan itu yakni Upacara Adat Wehea Lomplai merupakan rangkaian rasa syukur atas keberhasilan pertanian panen padi yang dilakukan Bulan April dan pesta Dung Tung merupakan rangkaian upacara arwah leluhur yang diadakan setiap Bulan Mei.

"Kami tidak ada bantuan pemerintah dan perusahaan, sehingga acara itu dilaksanakan apa adanya. Kami sudah mengajukan permohonan bantuan dana Pemkab Kutai Timur namun tidak diberikan. Kami juga meminta bantuan dana perusahaan juga tidak ada," katanya.

Selama ini, katanya, pihaknya baru mendapat satu kali bantuan Pemkab Kutai Timur pada 2011 berupa uang pembinaan sebesar Rp20 juta, kemudian empat unit gong serta sound system.

Sedangkan bantuan perusahaan membangun gedung pertemuan, tetapi sampai sekarang sudah dua tahun belum diserahkan juga. Itupun bangunannya kurang memuaskan masyarakat adat karena tidak sesuai dengan keinginan adat setempat.

(ADI)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012