Semarang (ANTARA Kalbar) - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi (IT) secara kreatif, termasuk secara ekonomi.

"Perkembangan industri kreatif menjadi pemasukan cukup besar bagi negara, seperti Inggris sebesar 8,2 persen, 20 persen di Korea, dan Singapura sebesar lima persen pada 2010," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal itu dikemukakannya setelah pembukaan seminar "Membangun Ekosistem Industri Kreatif Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Nasional Berbasis IT" yang diprakarsai Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.

Di Indonesia, kata Tifatul, industri kreatif di Indonesia baru menyumbang pendapatan domestik bruto (PDB) sekitar 1,9 persen pada 2010, masih jauh dibandingkan negara-negara lain yang industri kreatifnya berkembang.

Ia menyebutkan setidaknya ada 15 subsektor industri kreatif, yakni periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, video dan film, fotografi, permainan interaktif, serta musik.

"Kemudian, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, riset dan pengembangan, dan terakhir kuliner," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Dengan semakin berkembangnya IT, kata dia, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan industri kreatif, terutama pengembangan produk-produk lokal, didukung pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Contohnya seperti ini, Semarang punya makanan khas lumpia. Kenalkan dan pasarkan melalui internet bekerja sama dengan pembuatnya. Kita memang tidak bisa memproduksi, tetapi bisa membantu memasarkan," katanya.

Ia mengatakan perkembangan IT mampu mendongkrak perekonomian negara dan setiap satu persen investasi terhadap infrastruktur IT akan meningkatkan perekonomian negara antara tiga sampai lima persen.

"Saya tekankan bahwa IT bisa menjadi pilar pembangunan bangsa, menambah devisa negara melalui ekonomi kreatif, menyerap tenaga kerja, pencerdas kehidupan bangsa, dan sebagai alat demokrasi," kata Tifatul.

Sementara itu, Rektor Udinus Dr. Edi Noer Sasongko menjelaskan bahwa seminar itu ditujukan untuk meningkatkan peran teknologi informasi dan komunikasi yang diikuti lebih dari 200 perwakilan institusi pendidikan.

"Selain seminar, kami juga menggelar pameran industri kreatif yang diikuti berbagai institusi pendidikan dan perusahaan yang bergerak di bidang industri kreatif yang berlangsung mulai 22-24 Juni 2012," katanya.

(KR-ZLS)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012