Tenggarong (ANTARA Kalbar) - Pesta adat dan budaya Erau yang bertujuan mempertahankan budaya leluhur Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, siap dibuka di Stadion Rondong Demang, Kota Raja Tenggarong pada Minggu, 1 Juli 2012.
"Pembukaannya dilakukan pukul 10 pagi sampai selesai di Stadion Rondong Demang," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Sri Wahyuni di Tenggarong, Sabtu.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam pembukaan Erau antara lain sambutan Bupati Kukar Rita Widyasari, sambutan dari pihak keraton, dan tari massal berdurasi 22 menit yang didukung 400 penari dari kalangan pemuda, pelajar, dan mahasiswa dari sejumlah sanggar tari.
Dalam tari massal tersebut terdapat lima ragam, pertama adalah Tarian Umbul-umbul yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, kemudian Tari Prajurit yang melambangkan kekuatan dan keperkasaan.
Ragam ketiga adalah Tari Pasembahan. Tari ini untuk menyambut kedatangan para tamu yang menghadiri kegiatan resmi keraton dan kepemerintahan. Awalnya tari ini hanya boleh dibawakan oleh wanita lingkungan keraton, namun sesuai dengan perkembangan zaman, tari ini boleh dibawakan siapa saja.
Ragam keempat adalah Tari Ladang yang melambangkan kesuburan tanah di Kukar sehingga menghasilkan berbagai produk pertanian, dan kelima adalah Tari Behempas yang merupakan perpaduan dengan olahraga tradisional Kukar.
Sebelum pembukaan Erau, lanjutnya, akan dilakukan upacara Mendirikan Ayu di Keraton Kutai Kartanegara pada 08.00. Ayu disebut juga dengan nama Sangkoh Piatu.
Sangkoh Piatu adalah senjata Raja pertama Kutai Kartanegara Aji Batara Agung Dewa Sakti. Saat upacara mendirikan tiang Ayu, pada batang Ayu dikaitkan tali Juwita dan kain Cinde, janur kuning, daun sirih dan buah pinang yang dibungkus kain kuning.
Menurut Sri, tujuan digelarnya Erau sangat banyak, di antaranya adalah sebagai pelestarian adat, seni dan budaya daerah, sebagai destinasi pariwisata supaya bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kukar.
"Tujuan lainnya adalah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keberadaan pesta adat Erau akan mampu menyerap ribuan pengunjung dari berbagai daerah untuk datang ke Tenggarong dan sekitarnya, sehingga masyarakat lokal dapat memanfaatkan dengan berjualan suvenir, makanan, minuman dan lainnya," ujar Sri lagi.
(KR-GFR)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Pembukaannya dilakukan pukul 10 pagi sampai selesai di Stadion Rondong Demang," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Sri Wahyuni di Tenggarong, Sabtu.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam pembukaan Erau antara lain sambutan Bupati Kukar Rita Widyasari, sambutan dari pihak keraton, dan tari massal berdurasi 22 menit yang didukung 400 penari dari kalangan pemuda, pelajar, dan mahasiswa dari sejumlah sanggar tari.
Dalam tari massal tersebut terdapat lima ragam, pertama adalah Tarian Umbul-umbul yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, kemudian Tari Prajurit yang melambangkan kekuatan dan keperkasaan.
Ragam ketiga adalah Tari Pasembahan. Tari ini untuk menyambut kedatangan para tamu yang menghadiri kegiatan resmi keraton dan kepemerintahan. Awalnya tari ini hanya boleh dibawakan oleh wanita lingkungan keraton, namun sesuai dengan perkembangan zaman, tari ini boleh dibawakan siapa saja.
Ragam keempat adalah Tari Ladang yang melambangkan kesuburan tanah di Kukar sehingga menghasilkan berbagai produk pertanian, dan kelima adalah Tari Behempas yang merupakan perpaduan dengan olahraga tradisional Kukar.
Sebelum pembukaan Erau, lanjutnya, akan dilakukan upacara Mendirikan Ayu di Keraton Kutai Kartanegara pada 08.00. Ayu disebut juga dengan nama Sangkoh Piatu.
Sangkoh Piatu adalah senjata Raja pertama Kutai Kartanegara Aji Batara Agung Dewa Sakti. Saat upacara mendirikan tiang Ayu, pada batang Ayu dikaitkan tali Juwita dan kain Cinde, janur kuning, daun sirih dan buah pinang yang dibungkus kain kuning.
Menurut Sri, tujuan digelarnya Erau sangat banyak, di antaranya adalah sebagai pelestarian adat, seni dan budaya daerah, sebagai destinasi pariwisata supaya bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kukar.
"Tujuan lainnya adalah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keberadaan pesta adat Erau akan mampu menyerap ribuan pengunjung dari berbagai daerah untuk datang ke Tenggarong dan sekitarnya, sehingga masyarakat lokal dapat memanfaatkan dengan berjualan suvenir, makanan, minuman dan lainnya," ujar Sri lagi.
(KR-GFR)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012